Berita Regional

6 Ruas Tulang Dini Putus, Hakim Simpulkan Tewas Karena Miras Hingga Vonis Bebas Ronald Tannur

Penulis: Puspita Dewi
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

6 Ruas Tulang Dini Putus, , Hakim Simpulkan Tewas Karena Miras Hingga Vonis Bebas Ronald Tannur

6 Ruas Tulang Dini Putus, , Hakim Simpulkan Tewas Karena Miras Hingga Vonis Bebas Ronald Tannur


TRIBUNJATENG.COM- Gregorius Ronald Tannur, anak politikus PKB sekaligus eks anggota DPRD, divonis bebas dalam kasus pembunuhan Dini Sera Afriyanti.


Sebagai informasi, Dini tewas sesaat setelah diseret mobil Ronald Tanur.


Bahkan saat itu, hasil otopsi menunjukkan Dini mengalami 6 ruas tulang yang putus. 


Namun Hakim Erintuah 'menghapus' tuntutan JPU yang meminta Ronald Tannur didakwa 12 tahun penjara berdasarkan Pasal 338 KUHP.


Alasannya, Majelis Hakim disebut tidak menemukan bukti yang sah untuk menjebloskan Ronald Tannur ke penjara.


"Sidang telah mempertimbangkan dengan seksama dan tidak menemukan bukti yang meyakinkan bahwa terdakwa bersalah seperti yang didakwa," ujarnya.


Hakim juga menganggap tewasnya Dini bukan akibat penganiayaan yang dilakukan Ronald, tetapi karena dampak dari korban yang mengonsumsi minuman keras (miras) saat berkaraoke di Blackhole KTV Club, Surabaya.


"Kematian Dini bukan karena luka dalam pada hatinya. Tetapi, karena ada penyakit lain disebabkan minum-minuman beralkohol saat karaoke sehingga mengakibatkan meninggalnya Dini," kata Erintuah.


Selain itu, hakim menganggap Ronald masih melakukan upaya pertolongan terhadap Dini di masa-masa kritis.


Hal itu berdasarkan tindakan terdakwa yang masih membawa korban ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan.

 

Kronologi Kasus


Kasus ini berawal ketika Ronald dan Dini berkaraoke di Blackhole KTW di kawasan Jalan Mayjen Yono Suwoyo Pradah Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya pada 3 Oktober 2023 lalu.

 

Dini sempat dipukul oleh Ronald dengan botol kaca.


Ketika tiba di basement, Dini yang sudah lemas karena kepalanya dipukul bersandar ke mobil yang pintunya tidak tertutup.


Ronald langsung tancap gas mobilnya hingga setengah tubuh Dini (setengah ke atas) jatuh keluar mobil dan terseret.


"Dia nyender, begitu mobil digas, dia terseret. Posisinya setengah badan di mobil, setengahnya jatuh keluar. Habis itu keseret, keinjek," beber Kuasa hukum keluarga Dini Sera Afrianti, Dimas Yemahura Alfarau di Podcast Denny Sumargo, Sabtu (21/10/2023).


Akibatnya 6 ruas tulang Dini putus.


"Hasil otopsinya 6 ruas putus,"


Setelah Dini diduga meninggal dunia, Ronald kembali naik ke atas ke tempat security untuk meminta rekaman CCTV.


“Tapi ada yang gak tersampaikan di publik nih, si tersangka ini naik ke atas minta CCTV basement. Nah berarti kan ada maksud apa nih CCTV kok diminta. Sekuriti gak kasih. Berarti kan udah ada upaya tuh untuk menghilangkan barang bukti. Ketika gak dikasih, dia kan dipanggil sama sekuriti yang di bawah tuh ‘ini siapa ini’,” ucap Dimas.


Tak mau mengaku, Ronald pun menjawab bahwa dia tidak tau siapa pelakunya. Bahkan Ronald sempat merekam dan pura-pura bertanya, siapa itu.


"dia kan dipanggil sama sekuriti yang di bawah tuh ‘ini siapa ini’. Nggak tahu. Dia sempat merekam juga. 'Wah siapa itu' ya semacam gitu lah," cerita Dimas.


Setelah dicek, Ronald pun tak bisa mengelak dan langsung dimintai tanggungjawab oleh securit


“Kemudian diminta oleh sekuriti kan, bawa dong, tanggung jawab dong ini gimana gitu. Dimasukin di bagasi, di belakang bagasi. Dia sendiri masukin situ. Security gak mau berbuat apa-apa karena kondisi korban sudah seperti itu,” lanjut Dimas.


Tak buru-buru ke Rumah Sakit, m Ronald sempat mengambil barang-barang pribadinya di appartemen diduga untuk menghilangkan jejak.


Akhirnya, Ronald dan korban dibawa ke ruangan untuk dipertemukan dengan pengelola apartemen. 


Kepada pengelola appartenwn, Ronald sempat berkata bahwa Dini menderita sakit lambung.


"Pengelola appartemen dateng, tanya ada apa ini. Aku kenal baik sama ini anak (Dini). Ini gimana kamu kok bisa gini. (Ronald jawab) gak tau mbak kayaknya lambungnya kambuh,".


Di ruangan tersebut, Ronald menangis dan seolah memberi napas buatan.


"Pak cepet pak, ini keburu mati," teriak Ronald yang videonya viral.

(*)

 

 

Berita Terkini