TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ada rumah sakit (RS) di Jateng yang mengajukan klaim palsu ke BPJS Kesehatan.
Nilainya pun tak main-main hingga mencapai puluhan miliar rupiah.
Tentu saja hal ini berpotensi merugikan keuangan negara.
Untuk itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) segera mengambil langkah.
Dinkes meminta semua rumah sakit untuk berbenah.
• Kondisi Jenazah Vina Cirebon di Foto Menurut Kuasa Hukum Saka Tatal: Saya Kaget Juga
Baca juga: Kecelakaan di Tol Tangerang-Merak, Mobil Boks Terbakar Setelah Tabrak Pembatas Jalan
Hal ini buntut dari adanya temuan salah satu rumah sakit (RS) di Jateng yang mengajukan klaim palsu ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hingga Rp 20 miliar.
Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar menegaskan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan kembali melakukan monitoring setiap enam bulan sekali ke sejumlah rumah sakit yang dilakukan secara acak.
Pihaknya tidak menginginkan temuan serupa kembali didapati oleh KPK, BPJS, Tim Penanganan Kecurangan Jaminan Kesehatan Nasional (PK-JKN), dan Kementerian Kesehatan terkait penyelewengan pengelolaan di rumah sakit.
"Ini sebagai warning, nanti 6 bulan kemudian akan dilakukan sampling kembali. KPK kan turun kalau uji petik langsung dengan Kemenkes dan Tim PK-JKN karena mereka memang punya kegiatan monitoring," ungkap Yunita melalui sambungan telepon, Jumat (26/7/2024).
Pihaknya membenarkan temuan kasus dugaan korupsi itu setelah audit pada 2023 dilakukan oleh KPK dan jajarannya.
Mereka memeriksa 6 rumah sakit di Indonesia sebagai sampel yang berawal dari laporan fraud pihak BPJS
"Misalnya, katarak operasi 1 (tindakan) dibilang 2 (tindakan medis), tindakan fisioterapi sekali dibilang berapa gitu," lanjutnya.
Peningkatan profesionalitas dan integritas dalam pelayanan
Yunita mengimbau agar seluruh rumah sakit meningkatkan profesionalitas dan integritas dalam penyelenggaraan layanan kesehatan kepada masyarakat.
"Jadi, KPK masih memberikan kesempatan, kalau ada yang tahu (ada temuan klaim palsu) atau ada yang merasa bahwa ada yang enggak pas, ya dikembalikan.