Berita Nasional

Wamentan Sudaryono: Fenomena El Nino Bisa Diantisipasi Dini

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wamentan Sudaryono.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono melakukan kunjungan kerja kali pertama ke Jawa Tengah setelah dilantik. Sudaryono langsung melakukan rapat koordinasi bersama Pangdam Mayjen TNI Deddy Suryadi dan Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana beserta penyuluh pertanian di Kodam IV/Diponegoro.Sudaryono mengatakan, pada rapat koordinasi tersebut mempersiapkan menghadapi fenomena El Nino. Pihaknya telah merencanakan antisipasi.

"Nanti saat di bulan berpotensi krisis, dalam keadaan selamat," ujarnya saat rapat koordinasi di Kodam IV/Diponegoro, Jumat (2/8).

Menghadapi hal tersebut, pihaknya memaksimalkan pompanisasi untuk menambah area tanam agar panen dapat maksimal.

"Jadi area tidak pernah ditanami, bagaimana caranya kita aliri air biar bisa ditanami. Atau area tadah hujan yang biasanya ditanami setahun sekali, pada saat musim kemarau, kita aliri dengan pompa agar biasanya panen setahun sekali, bisa setahun dua kali," tuturnya.

Menurutnya, dengan pompanisasi lahan yang ada di Jawa Tengah dapat maksimal memproduksi padi.

"Kedatangan saya sebagai Wamen memastikan program ini terlaksana dengan baik. Selain itu juga mendengarkan masukan maupun keluhan, baik itu penyuluh pertanian maupun stakeholder yang terlibat," jelasnya.

Di sisi lain, ia mengatakan, Jawa Tengah menduduki peringkat kedua peningkatan area tanam di tingkat nasional. Peningkatannya mencapai 65 persen.

"Jawa Tengah total penambahan area tanam terluas dibandingkan semua provinsi di Indonesia. Baru Jawa Tengah mencapai 100 ribu hektar," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana, juga mendorong penyuluh dan pembimbing petani agat lebih efektif.

"Sebagai penyuluh dan pembimbing para petani, harus mampu meningkatkan peran. Berikan penyuluhan dan pendampingan kepada petani agar hasil pertanian lebih baik," ujar Nana di hadapan 500 penyuluh pertanian.

Ia menambahkan sebagai negara agraris, Indonesia harus mampu mencukupi kebutuhan pangannya secara mandiri, dengan harapan swasembada pangan dapat terwujud. Berbagai langkah telah diambil untuk mencapai swasembada pangan, seperti meningkatkan ketersediaan air irigasi, percepatan olah tanah dan tanam, pompanisasi, serta peningkatan Penambahan Areal Tanam (PAT) padi.

Nana menyebut peran penyuluh pertanian sangat efektif dalam mensosialisasikan dan membimbing petani untuk menyukseskan program-program tersebut.

Di Jateng, kelembagaan petani dan sumber daya manusia pertanian meliputi 553 unit Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan, 3.222 orang penyuluh pertanian, dan sekitar 66.712 kelompok tani.

Menurut laporan realisasi PAT dalam aplikasi pelaporan Kementerian Pertanian, hingga 30 Juli 2024, tambahan areal tanam padi di Jateng yang menggunakan pompanisasi telah mencapai 110.265 hektare.

Dengan luas tanam tersebut, produksi padi diharapkan meningkat sebesar 446.420,95 ton gabah kering giling, setara dengan 268.277,73 ton beras.

"Saya berharapn penyuluh mampu memotivasi para petani. Kita harapkan Jateng dapat terus meningkatkan produktivitas padi untuk mewujudkan kedaulatan pangan," tambahnya. (rtp/bud)

Berita Terkini