Bukan Obat Diabetes, Kata Dokter Ternyata Ini Bahaya Makan Daging Kucing
TRIBUNJATENG.COM- Baru-baru ini kejadian di media sosial, tindakan juragan kos di Gunung Pati Semarang, yang makan daging kucing oren.
Juragan kos yang diketahui pria paruh baya itu memakan daging kucing, guna sebagai obat diabetes.
Dalam video yang beredar di sosial media, tampak Bapak kost tersebut tampak menikmati daging kucing oren dengan sepiring nasi.
Lantas benarkah daging kucing bisa mengobati penyakit diabetes?
Mengutip dari web Unair, Dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner SIKIA, Prima Ayu Wibawati drh M Si mengatakan konsumsi daging kucing sangatlah tidak etis.
Jika melihat UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diubah dengan UU 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009. Ternak memanglah hewan peliharaan, namun diperuntukkan untuk pangan manusia.
“Dari UU itu, daging kucing bukan produk hewan yang masuk kriteria dikonsumsi manusia. Jadi ini merupakan tindakan penyalahgunaan. Apapun alasan (konsumsi, red) hanyalah dalih untuk menghalalkan dan membenarkan pendapat pengkonsumsi tersebut,” jelasnya.
Prima menyebutkan kucing memang tidak ada standarisasi pemotongan hingga pemakaiannya. Sehingga memang tidak ada jaminan keamanan untuk dikonsumsi manusia.
“Sudah jelas jaminan keamanannya tidak ada. Mulai dari penangkapan, transportasi ternak hingga bagaimana cara penyembelihannya, kita gak tau. Mungkin saja kucing membawa bibit penyakit,” sebutnya.
Potensi Bahaya Meat Borne Disease
Potensi zoonosis terpampang nyata dari kegiatan konsumsi daging kucing, karena tidak memiliki standarisasi jaminan keamanan pangan.
Berbagai penyakit meat borne disease seperti Tuberculosis, Brucellosis, Salmonellosis, Botulism, Staphylococcal Meat Intoxication, Taeniasis, Trichinosis hingga Clostridiosis berpotensi menginfeksi pengkonsumsi daging kucing.
Bahkan infeksi rabies pun dapat menyerang.