TRIBUNJATENG.COM - Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Dokumen Kelengkapan Kelembagaan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas wilayah III Jateng-DIY.
Rektor UIN Saizu Purwokerto, Profesor Ridwan menyampaikan, UIN Saizu bekerjasama dengan Balai Besar Perluasan Kesempatan Kerja (BBPKK) Bandung Barat. menyelenggarakan FGD bagi BLK Komunitas wilayah III Jateng-DIY, di Hotel R-Gina Pemalang, Jumat (9/8/2024).
Menurutnya, UIN Saizu Purwokerto dipercaya oleh BBPKK untuk mendampingi BLK Komunitas menjadi inkubator wirausaha pada Tahun 2024. "Kami sebagai lembaga yang memiliki mandat Tridharma Perguruan Tinggi memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi mengatasi persoalan- persoalan yang dihadapi bangsa," jelasnya.
Masalah kemiskinan, merupakan persoalan klasik yang hingga kini belum sepenuhnya ditemukan formula untuk mengatasinya. "Perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk terus- menerus mengambil inisiatif mengurai dan mereduksi kemiskinan," jelasnya.
Dijelaskan, kerjasama lintas sektor dan lembaga perlu dilakukan mengingat kemiskinan bersifat kompleks. Dengan semakin banyak lembaga yang terlibat maka diharapkan dimensi-dimensi yang ada dalam realitas kemiskinan dapat dikenali dan ditindaklanjuti.
“UIN Saizu Purwokerto memiliki komitmen yang jelas untuk mengupayakan penurunan kemiskinan dan sekaligus mengembangkan masyarakat menuju kesejahteraan sosial,” tegasnya.
Dia menambahkan sumber daya yang dimiliki UIN Saizu Purwokerto dapat diproyeksikan untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan sosial dengan indikator-indikator terukur seperti perwujudan BLK Komunitas menjadi inkubator wirausaha.
Profesor Ridwan meyakini keberadaan dosen-dosen muda UIN Saizu Purwokerto dapat mendampingi BLK Komunitas secara profesional.
Para pendamping BLK Komunitas menjadi inkubator wirausaha Tahun 2024 berjumlah 14 orang.
Terdiri dari dosen-dosen muda dari beberapa fakultas di UIN Saizu Purwokerto. Sekretaris Tim pendamping, Mawi Khusni Albar menyampaikan para pendamping diseleksi berdasar kualifikasi dan pengalaman lapangan.
“Mereka memiliki pengalaman dalam bidang pengabdian kepada masyakat, terutama pendampingan kelompok- kelompok usaha produktif. Pengalaman itu sangat membantu mereka dalam pendampingan BLK Komunitas," jelasnya.
Pengelola BLK Komunitas setelah mengikuti FGD akan didampingi secara intensif oleh para pendamping hingga mencapai beberapa output yang ditetapkan, salah satunya adalah tanda daftar inkubator dari Sistem Pendaftaran Informasi dan Evaluasi Inkubasi (Sipensi) Kementerian Koperasi.
Salah seorang pendamping, Tika Pangestika menyebut mendampingi BLK Komunitas menjadi inkubator wirausaha adalah hal yang sangat menantang. “Kita dituntut untuk cepat merespons dan beradaptasi dengan lingkungan dan organisasi yang beragam,” ujarnya.
BLK Komunitas menjadi stakeholders baru UIN Saizu Purwokerto yang memiliki potensi menjadi alternatif bagi upaya mereduksi kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial (ATT).