Berita Jepara

Dinkes Jepara Skrining Mata dan Telinga Siswa SD, Temukan 10 Persen Anak Bermasalah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dinkes Jepara melakukan mengecekan kesehatan telinga dan mata kepada siswa SD 4 Mindahan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara.

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA -  Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara temukan hampir 10 persen anak dibawah usia 16 tahun mengalami gangguan penglihatan seusai dilakukan pengecekan kesehatan telinga dan mata kepada siswa SD,

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Mudrikatun menyampaikan bahwa pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan serta proses penanganan, sehingga proses pembelajaran bisa dilaksanakan secara optimal.

Menurutnya kesehatan indera pendengaran dan pengelihatan ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas daya manusia.

Dia ingin dengan ada pengecekan ini bisa diketahui bahwa penanganan bisa dilakukan sejakdini, melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan indera masyarakat. 

Dalam pemeriksaan yang dilakukan Dinkes Jepara kepada 36 anak, ditemukan sekiranya 10 persen atau empat anak mengalami permasalahan pemhelihatan.

'' Data WHO  menunjukkan bahwa sekitar 466 juta atau 6,1 persen orang dari seluruh dunia mengalami gangguan pendengaran. Di dalamnya terdiri dari 432 juta atau 93 persen penduduk dewasa dan 34 juta atau 7 persen anak-anak. Ini yang perlu kita waspadai,'' kata Mudrikatun, kepada Tribunjateng, Rabu (14/8/2024).

Mengacu dari data WHO, diprakirakan pada tahun 2050 penderita gangguan pendengaran akan mencapai 900 juta jiwa. 

Dia menjelaskan bahwa gangguan pendengaraan akan menyerang pada anak di bawah usia 16 tahun, mencapai 60 persen gangguan pendegaran disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah. 

Secara keseluruhan, penyebab gangguan pendengaran pada anak yang dapat dicegah meliputi Infeksi seperti gondok, campak, rubela, meningitis, infeksi sitomegalovirus, dan otitis media kronis.

"Selebihnya bisa dari komplikasi pada saat kelahiran, seperti kelahiran asfiksia, berat badan lahir rendah, prematur, dan penyakit kuning, serta Penggunaan obat-obatan ototoxic pada ibu hamil dan bayi," jelasnya.

Tak hanya itu kata dia, masalah pada pendengaran atau telinga, jumlah penderita yang disebabkan masalah mata juga cukup tinggi.

Bagi dia, masalah kesehatan ini perlu ditangani secara serius, melalui program deteksi gangguan pada pendengaran dan penglihatan yang menyasar siswa SD di Jepara.

"Kami lakukan pemeriksaan telinga, tahap ini sasarannya 73 anak, ada 38 anak yang serumen," tuturnya. (Ito)

Baca juga: Prediksi Real Madrid vs Atalanta di Piala Super Eropa, Peluang Mbappe Angkat Piala di Laga Pertama

Baca juga: Agustina Wilujeng Siap Jika Diperintah Maju Pilwakot Semarang 2024

Baca juga: Siapa Pasangan Sadewo dalam Pilkada Banyumas 2024? Ketua DPC PDIP: Sabar Sebentar Lagi Turun

Baca juga: Mbak Ita Harap Dewan Baru Bisa Segera Kolaborasi dengan Pemkot Semarang Sejahterakan Masyarakat

Berita Terkini