TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Kemarau berkepanjangan membuat embung di beberapa desa di Kabupaten Blora mengering.
Salah satunya, Embung Celengan, yang berlokasi di Desa Sendangmulyo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
Berdasarkan pantauan Tribunjateng.com, Embung Celengan sudah tidak menyimpan air. Di dasar embung sudah ditumbuhi rumput-rumput liar.
Bahkan, ketika didekati, tanah-tanah di dasar embung yang ditumbuhi rerumputan itu ternyata juga retak-retak.
Kondisi Embung Celengan yang mengering itu tentu tidak bisa diandalkan oleh petani sekitar saat musim kemarau.
Terlihat, lahan-lahan sawah di sekitar Embung Celengan juga dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya. Itu lantaran tidak adanya suplai air untuk pertanian.
Kepala Desa Sendangmulyo, Mohammad Bajuri, mengatakan Embung Celengan memiliki luas 2,5 hektare, dengan kedalaman sekira 6 meter.
"Memang Embung Celengan ini sudah mengering sejak Juni 2024. Kalau musim hujan, biasanya air di embung ini penuh, dan bisa dimanfaatkan oleh petani, tetapi untuk kemarau ya begini kondisinya, kering," terangnya, kepada Tribunjateng, Jumat (16/8/2024).
Lebih lanjut, Bajuri menyampaikan bahwa lahan-lahan pertanian di Desa Sendangmulyo termasuk lahan tadah hujan.
"Jadi untuk aliran air yang ditampung di Embung Celengan, itu ya dari air hujan," terangnya.
Menurut Bajuri, setiap musim kemarau kondisi Embung Celengan selalu mengering. Dampaknya ke petani sekitar.
"Kalau musim kekeringan ini ya nggak bisa tanam, karena mengandalkan dari tadah hujan, untuk embung sudah tidak mampu,"
"Memang kalau saat awal-awal kemarau, air di embung masih bisa digunakan untuk suplai air ke sawah-sawah sekitar embung itu sekitar 5 hektare, tetapi kalau air di embung sudah habis ya mau bagaimana lagi," jelasnya.
Bajuri menyebut Embung Celengan kewenangan ada di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
"Embung ini milik BBWS, bangunannya milik BBWS, tanahnya milik desa," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang petani asal Desa Sendangmulyo, Jari (69), mengaku resah saat kemarau tiba.
Jari membiarkan sawahnya begitu saja. Karena air untuk suplai tanaman tidak ada.
"Kemarau seperti ini ya dampaknya petani nggak bisa tanam. Embung juga tidak bisa diandalkan, karena sudah kering," paparnya.(Iqs)