TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Lima sapi yang mati mendadak di Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang disebut positif terserang penyakit ngorok.
Bahkan dua sapi lainnya yang saat ada di sekitarnya juga positif terinfeksi bakteri menular itu.
Atas temuan tersebut, Dispertan Kota Semarang bergerak cepat melakukan beberapa hal berikut ini.
Baca juga: Lima Sapi Mati Massal di Gunungpati Semarang, Positif Terinfeksi Penyakit SE
Baca juga: HUT ke 79 RI di Pondok Pesantren Shirothol Mustakim Kota Semarang Berlangsung Khidmat dan Meriah
Dispertan Kota Semarang mengungkap penyebab lima sapi mati di Kecamatan Gunungpati pada beberapa waktu lalu.
Lima sapi tersebut terinfeksi bakteri menular bernama Septichaemia epizootica (SE) atau lebih dikenal sebagai penyakit ngorok.
Sub Koordinator Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dispertan Kota Semarang, Irene Natalia Siahaan memaparkan, lima sapi milik peternak di Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati itu positif terpapar SE.
"Lima sapi milik peternak di Cepoko Gunungpati itu positif SE, negatif PMK, dan negatif keracunan pakan," sebut Irene Natalia Siahaan kepada Tribunjateng.com, Senin (19/8/2024).
Irene menejelaskan, penyebab kematian sapi tersebut diketahui dari hasil sampel yang dikirimkan ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta, yang diterima Dispertan akhir pekan lalu.
Petugas melakukan uji sampel kepada dua sapi milik peternak yang masih hidup.
Hasilnya juga sama, dua sapi tersebut terjangkit SE.
Baca juga: Truk Muatan Beras Tak Kuat Nanjak, Kecelakaan di Tanjakan Pawiyatan Luhur Semarang, Hantam 2 Motor
"Yang masih hidup di kelompok ternak Rukun Makmur juga positif SE, langsung kami berikan pengobatan sapi yang sakit dan disinfektan bagi peternak," jelasnya.
Irene Natalia Siahaan memaparkan, penyakit SE atau ngorok ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri.
Penyakit itu disebut memungkinkan sapi atau kerbau mati secara mendadak.
"Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida dan dapat menimbulkan kematian mendadak pada hewan yang terinfeksi," terangnya.
Gejalanya, sebut Irene, seperti demam tinggi, suhu tubuh hewan yang terinfeksi biasanya meningkat signifikan, pembengkakan terutama di daerah leher, dada, dan bawah rahang.
"Pembengkakan ini biasanya terasa panas dan nyeri saat disentuh," katanya.
Selain gejala tersebut, dia menyebut, ternak terinfeksi SE juga mengalami kesulitan bernapas dan bisa terdengar suara ngorok.
Hewan juga terlihat depresi, lemas, lesu, dan kehilangan nafsu makan.
Hewan keluar lendir yang kental dari hidung, yang sering kali disertai darah, serta terjadi kematian mendadak.
"Pada kasus yang parah, kematian dapat terjadi dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah gejala pertama muncul," katanya.
Baca juga: Uji Kompetensi Pemandu Karaoke di Bandungan Semarang Viral, Ini Materi yang Diajarkan
Baca juga: Akan Dibangun Exit Tol Semarang-Solo Baru di Salatiga, Biaya Sedang Dihitung Kementerian PUPR
Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, menurutnya, sangat penting untuk menjaga kebersihan kandang, mengisolasi hewan yang terinfeksi, dan memberikan vaksinasi secara teratur.
Pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada peternak di Kecamatan Gunungpati dan Mijen untuk mencegah kejadian serupa.
Selain itu, Pemkot Semarang juga telah mengeluarkan surat edaran untuk memperketat lalu lintas hewan ternak.
Hewan masul ke Kota Semarang wajib memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
Ini bertujuan agar hewan ternak yang masuk ke ibu kota Jawa Tengah terbebas dari penyakit.
Dari informasi, pada Juli 2024, salah satu peternak mendatangkan sapi baru dari Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.
Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pihak provinsi untuk melakukan pengetatan peredaran hewan ternak.
"Untuk gerbang hewan yang masuk memang harus ada SKKH," katanya.
Dispertan Kota Semarang juga akan melakukan skrining untuk mencari hewan ternak yang sakit dengan dugaan atau ciri-ciri yang sama dengan penyakit SE.
"Kami lakukan skrining juga ke peternak."
"Jika ada (yang sakit), kami lakukan pengobatan," ucapnya. (*)
Baca juga: Badan Gizi Nasional Belum Miliki Kantor, Dadan Hindayana Blak-blakan Masih Bingung Teknis Kerjanya
Baca juga: Senin Petang Ini, KIM Plus Deklarasikan Ridwan Kamil-Suswono untuk Pilgub DKI Jakarta 2024
Baca juga: Ayah Almarhumah dr Aulia Risma Dirujuk ke RSUPN DR Cipto Mangunkusumo, Usai Kemarin Dijenguk Menkes
Baca juga: Kabar Gembira! Bioskop Pertama di Blora Bakal Dilaunching Awal Desember 2024