Berita Jepang

Topan Shanshan dengan Kecepatan 180 Kilometer per Jam Hantam Jepang Barat Daya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi topan(Shutterstock)

TRIBUNJATENG.COM, TOKYO -- Topan shanshan menghantam Jepang barat daya, pada Kamis (29/8). Akibatnya, jutaan orang harus mengungsi dan lalu lintas udara terganggu.

Tak hanya itu saja, badai topan itu juga memutus aliran listrik sehingga banyak pabrik-pabrik yang memilih untuk tutup. Bencana di Jepang setidaknya menewaskan tiga orang dan masih banyak korban terluka karena badai tersebut.

Topan Shanshan adalah sistem cuaca buruk terbaru yang melanda Jepang, setelah Topan Ampil, yang juga menyebabkan pemadaman listrik dan evakuasi pada awal bulan ini.

Karyawan rumah duka Tomoki Maeda sedang berada di dalam mobil jenazah ketika topan melanda Kota Miyazaki di Kyushu selatan, memecahkan jendela dan merobohkan dinding beberapa bangunan.

“Saya belum pernah mengalami angin kencang seperti ini dalam 31 tahun hidup saya," kata Maeda kepada Reuters.

Diketahui, topan tersebut memiliki kekuatan embusan hingga 50 meter per detik (180 kilometer per jam), berada di dekat Kota Unzen di Prefektur Nagasaki, pada pukul 13.45, bergerak ke utara dengan kecepatan sekitar 15 kilometer per jam, menurut badan cuaca.

Sekitar 230 ribu rumah tangga di tujuh prefektur tidak mendapatkan aliran listrik pada sore hari, menurut Kyushu Electric Power Co. Perusahaan utilitas tersebut sebelumnya mengatakan tidak ada dampak pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Sendai di Kota Satsumasendai, tempat badai tersebut menerjang daratan, pada Kamis.

Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshimasa Hayashi, mengatakan dalam konferensi pers bahwa tiga orang tewas dan satu orang hilang dalam insiden yang terkait dengan topan tersebut.

 Sementara itu badan penanggulangan bencana mengatakan bahwa 45 orang mengalami luka-luka.

Setelah melayang di atas Kyushu selama beberapa hari ke depan, badai tersebut diperkirakan akan mendekati wilayah tengah dan timur, termasuk ibu kota Tokyo, sekitar akhir pekan, kata badan cuaca tersebut. Lebih dari 5,2 juta orang telah diberi pemberitahuan evakuasi di seluruh negeri.

Madoka Kubo, yang mengelola sebuah hotel di kota bersejarah Hitoyoshi di Prefektur Kumamoto, mengatakan kepada Reuters bahwa semua reservasi telah dibatalkan. Kini, hotelnya digunakan untuk menampung orang-orang tua yang telah dievakuasi dari daerah sekitar.

Maskapai penerbangan, termasuk ANA Holdings dan Japan Airlines, telah mengumumkan pembatalan hampir 800 penerbangan. Layanan kereta api telah tersebar di banyak wilayah Kyushu sementara ratusan layanan bus dan feri juga telah dihentikan, menurut kementerian transportasi. (kps/Tribunnews/afp)

Baca juga: Massa Beratribut Fahmi-Dimas Diduga Menggeruduk Kantor DPC PKB Purbalingga, Paksa Masuk

Baca juga: Alasan Kenapa ASN Batal Pindah ke IKN pada September 2024 Ini

Baca juga: Teguh Prakosa-Bambang Nugroho Daftar ke KPU Jelang Tengah Malam, Jalan Kaki Dari Kantor PDIP Solo

Baca juga: Link Download PDF Surat Lamaran, Pernyataan & Daftar Riwayat Hidup CPNS 2024 KemenPANRB Sepi Peminat

Berita Terkini