Destinasi Wisata dan Kuliner

7 Menit dari Stasiun Tawang, Ada Lumpur Kentang, Choipan dan Kuliner Jadul Lain di Pasar Sentiling

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana event Kuliner Nostalgia Pasar Sentiling di area Metro Point Kota Lama Semarang, Minggu (8/9/2024) malam.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Event Kuliner Nostalgia Pasar Sentiling, yang diadakan sejak tahun 2018, kembali digelar di kawasan Kota Lama Semarang.

Tahun ini, event kuliner tersebut berlangsung dari tanggal 5 hingga 15 September mendatang dengan mengusung tema Nusantara yang menampilkan sekitar 50 tenant kuliner dari berbagai daerah di Indonesia.

Tenant dihadirkan tersebut antara lain es limun linggardjati 1948 & lumpur kentang, panggang malang, bakmi ayam kampung ationg 1964, ketan susu kemayoran 1958, es durian iko gantinyo 1986, dan es puter conglik 1970.

Ada pula gudeg koyor yu par 1980, bebek sinjay bangkalan madura 2003, soto betawi H Agus Barito 1989, wingko babat kelapa hijau 1918, toko oen semarang, dawet telasih bu dermi 1930, leker gajahan Solo, choipan ponti, dawet ireng jembatan butuh, bistik ayam Nusantara, dan sebagainya.

Tenancy Jakarta Innovative & Interactive Solution Communication (Jiiscomm) Amanda Vera mengatakan, event ini berfokus untuk menghadirkan kuliner legendaris yang terkenal di masing-masing daerah.

Ia menyebutkan, tenant-tenant yang dihadirkan tidak hanya berasal dari Semarang, tetapi juga dari berbagai daerah lainnya, seperti Solo, Madura, dan daerah lainnya di Indonesia.

"Kami ingin melestarikan budaya dan memperkenalkan makanan Nusantara agar tetap dikenal dari generasi ke generasi," ujarnya di sela event yang berlangsung di area Metro Point Kota Lama, Minggu (8/9/2024).

Baca juga: Kuliner Nostalgia Pasar Sentiling Semarang Hadirkan 50 Tenant Kuliner Nusantara

Baca juga: Wayang On The Street hingga Pasar Sentiling, Festival Kota Lama Semarang Libatkan Masyarakat

Dia menjelaskan, sejak awal dibuka, event ini telah banyak menarik pengunjung baik dari masyarakat Semarang sendiri maupun luar kota.

Menurutnya, hal ini seiring dengan target pengunjung tahun ini mencakup masyarakat hingga luar Semarang dengan segmen dari berbagai kalangan, utamanya keluarga dan anak muda.

Dengan periode acara selama 10 hari, penyelenggara Pasar Sentiling berharap dapat menarik lebih banyak pengunjung untuk merasakan pengalaman kuliner yang penuh nostalgia.

"Untuk target transaksi tentu tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya, total omzet sekitar Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar," sebutnya.

Seorang pengunjung, Muhammad Sultan (23) dari Aceh, meluangkan waktu untuk menikmati kuliner di Pasar Sentiling saat tengah bertugas di Semarang.

Sultan yang diajak temannya, mengaku merasa senang bisa mencicipi kuliner yang dihadirkan di kuliner nostalgia Pasar Sentiling.

Salah satu yang paling menarik perhatiannya adalah arum manis. Menurutnya, arum manis mengingatkan dirinya pada masa kecilnya.

"Saya tadi beli arum manis, mengingatkan masa kecil," katanya yang berkunjung ke tenant kuliner bersama dua rekannya.

Ia mengatakan, selama berdinas di Semarang, dirinya pun juga sempat mencicipi beberapa kuliner khas yang ada di Kota Lumpia.

Satu yang paling ia ingat yakni soto Semarang. Ia menyebutkan adanya perbedaan antara soto Semarang dan soto yang biasa ia nikmati di Aceh.

"Di sini (Semarang) nasi dan kuah soto dicampur, sedangkan di daerah saya tidak," ungkapnya. (idy)

Berita Terkini