"Diantara dua malam itu selalu kehujanan.
Dia istirahatnya di bawah pohon, terus dia pakai jas hujan jadi bisa berlindung sama sekali tanpa adanya headlamp, bahkan hpnya lowbat," katanya.
Sumarudin terkejut dengan jalur yang dilalui oleh Vio karena melenceng sangat jauh dari jalur yang digunakan saat mendaki via Bambangan.
"Saya juga agak bingung kenapa dia sampai disitu.
Luar biasa jauhnya kalau dari pos 7 via Bambangan sekitar 3 kilometer sampai ke TKP.
Kalau dia jalan lurus tembusnya di Baturraden," katanya.
Vio tersesat sejak pertama turun dari puncak Gunung Slamet dan posisinya di depan rombongan.
Tidak disangka kabut tipis membuat Vio memilih salah jalur turun.
"Katanya dari atas dia masih bareng. Survivor di depan.
Pas nengok ke belakang itu masih ada temannya dua orang.
Tapi setelah itu ada kabut agak tipis-tipis dia akhirnya lanjut ke arah kanan," imbuhnya.
Namun ketika ditengok lagi temannya sudah tidak ada.
Sumarudin mengatakan Vio salah jalur sejak dari pos 9.
"Vio itu salah jalurnya di atas batas vegetasi ambil jalur kanan.
Sama sekali tidak ada pendaki dan memang dia sendirian," terangnya.