RESENSI BUKU

Inovasi Kunci Sukses Kembangkan UMKM dan Koperasi

Penulis: rustam aji
Editor: Catur waskito Edy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sampul Buku Summary/Ringkasan INOVASI MEMBENTUK UMKM & KOPERASI MASA DEPAN

Hanya saja, munculnya pelaku UMKM yang bak jamur di musim hujan, justru membuat repot Koperasi. Jumlah dana terbatas, sementara kebutuhan modal banyak yang diajukan UMKM, seringkali tak mampu memenuhi ekspektasi.

 Akibatnya, pelaku UMKM harus mencari pinjaman ke tempat lain meski menawarkan bunga tinggi. Untuk itu, diperlukan koperasi yang kuat, baik dari sisi modal maupun sumber daya manusia, sehingga Koperasi ke depannya mampu berinovasi menjawab tantangan dunia UMKM yang makin komplek.

Nah, buku “Summary/Ringkasan Inovasi Membentuk UMKM & Koperasi Masa Depan” terbitan Kementerian Koperasi dan UKM RI bisa menjadi bacaan solutif bagi pelaku UMKM maupun pengelola Koperasi yang mau berubah dan maju.

Buku yang ditulis oleh Yoseptin T. Pratiwi dan Ika Nurul Syifaa ini menjelaskan bagaimana sesungguhnya kekuatan UMKM di tanah sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam wawancara khusus dengan penulis buku ini pada 4 Juni 2024. Ada kekhawatiran  Menteri Teten Masduki sebagaimana disampaikan dalam pengantar buku ini, yakni jumlah UMKM kurang lebih 65 juta, dan berkontribusi terhadap PDB kita sebesar 61 persen. UMKM juga menyerap tenaga kerja hingga 97 persen, sebuah angka yang juga sangat besar.

Namun, alih-alih menjadi pemasok bahan baku atau pembuat komponen dari industri besar, UMKM Indonesia justru menjadi penyalur atau penjual produk-produk industri besar.

Warung-warung, pedagang kaki lima, juga pedagang yang berjualan secara live pagi siang sore malam di sosial media sebagian besar menjajakan produk dari industri besar.

 Kondisi yang paradoksal, di satu sisi industri besar itu ‘menghidupi’ UMKM tetapi di sisi lain juga ‘menghabisi’ hidup UMKM yang bergerak di sektor produksi seperti misalnya kopi siap seduh rakyat yang terengah-engah karena gempuran kopi sachet industri besar, atau tenggelamnya minyak goreng kelapa yang banyak diproduksi oleh home industry karena meledaknya minyak goreng sawit skala pabrik pada dekade 80-an.

Pada sisi lain, perubahan iklim dan berbagai bencana alam, selain memberikan efek negatif terhadap UMKM juga berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Musim hujan dan kemarau yang tidak lagi datang tepat waktu seperti dulu, membuat para petani sulit memanen hasil yang melimpah.

Petani kakao Jembrana, Bali misalnya, kemarau berkepanjangan pada tahun 2023 memukul pendapatan mereka karena produktivitas tanaman kakao turun drastis.

Selain membeberkan tentang UMKM yang seperti “dianak-tirikan”, buku ini juga menawarkan solusi berupa peran pembiayaan  atau kredit bagi UMKM dan koperasi, dan kemudian bagaimana LPDB atau Lembaga Pengelola Dana Bergulir kini bertransformasi hanya memberikan pembiayaan kepada koperasi. Disertai juga case study untuk melihat bukti empiris di lapangan yang telah tersentuh program ini.

Sedangkan bagian SMESCO membahas konsep serta model bisnis SMESCO. Implementasi program dan implikasi program serta bagaimana SMESCO tidak hanya menyentuh pemasaran produk-produk koperasi dan UMKM tetapi juga menjadi center of excellence.

Untuk itu, buku ini layak menjadi “pegangan” pelaku UMKM dan Koperasi sebagai kunci sukses dalam memecahkan berbagai problematic yang dialami UMKM maupun Koperasi.

Tak sekadar permasalahan modal, namun inovasi juga menjadi elemen penting agar dunia UMKM dan Koperasi bisa berkembang pesat.

Tantangan inovasi harus dijawab dengan kerja-kerja cerdas dan kreatif, mengingat dunia usaha ke depan tantangannya makin beragam dan komplek seiring berkembangnya teknologi. 

Koperasi sebagai soko guru pemberdayaan ekonomi rakyat, sudah saatnya berbenah mengikuti perkembangan teknologi.

Halaman
123

Berita Terkini