TRIBUNJATENG.COM, SUKABUMI -- Tim SAR mulai mengevakuasi 71 nelayan dan pemancing yang terjebak di dermaga Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (17/10).
Hingga berita ini diturunkan, tim SAR sudah mengevakuasi dua orang, yakni Maman (60), warga Kampung Pamoyanan, Desa Buniasih; dan Dede Amung (37), warga Kampung Ciasahan, Desa Sindangresmi, Kecamatan Bojonglopang, Kabupaten Sukabumi.
Keduanya dievakuasi menggunakan helikopter ke landasan udara Satuan Radar 216 TNI AU Cibalimbing, Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.
"Dua orang yang dievakuasi tadi mengalami kelelahan, namun dalam keadaan sehat, sementara dalam penanganan medis oleh petugas medis yang ada di Satradar 216," ujar Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, Kamis, dikutip dari Tribun Jabar.
Desiana mengatakan, dalam evakuasi ini seorang petugas penyelamat Basarnas diturunkan dari helikopter untuk memantau kondisi korban sekaligus membagikan makanan dan minuman.
Menurut Desiana, mayoritas korban kondisinya kelelahan karena tidak adanya makanan maupun air minum sejak mereka terisolasi di lokasi tersebut. Seusai memberikan logistik, tim penyelamat mulai mengevakuasi korban satu per satu.
Desiana menuturkan, tim SAR juga berkoordinasi dengan nelayan setempat dan petugas lainnya untuk menyiapkan perahu nelayan yang akan dipakai mengevakuasi korban.
"Kami lihat dahulu kondisi cuaca di lapangan, apakah evakuasi menggunakan jalur laut atau udara. Jika memungkinkan menggunakan perahu nelayan, kami akan coba melakukan evakuasi melalui jalur laut, namun demikian kondisi gelombang dan ombak yang tinggi menjadi pertimbangan kami," ucapnya.
Sebanyak 71 nelayan dan pemancing itu terjebak, sejak Rabu (16/10) pukul 06.00. Lokasi korban terisolasi merupakan dermaga bekas pertambangan pasir besi di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Mereka terjebak karena jembatan penghubung ke daratan terputus diterjang gelombang tinggi.
Salah satu keluarga korban, Dedi Setiawan alias Ucok (38), mengungkapkan, ada tiga kerabatnya yang terjebak di lokasi itu, kesemuanya nelayan.
Dedi menuturkan, kondisi tiga anggota keluarganya sudah mulai melemah, begitu pun puluhan nelayan lainnya. Pasalnya, persediaan makanan dan minuman korban sudah habis. Ia mengetahui kondisi keluarganya setelah berkomunikasi memakai ponsel. (kps/Tribun Jabar)
Baca juga: Siswa SMP Disiram Air Keras, Pelaku Mengaku Sakit Hati Cinta Ditolak dan Pernah Cabuli Korban
Baca juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Dipastikan Tewas Terbunuh oleh Pasukan Israel
Baca juga: Daftar Harga Token Listrik Hari Ini Jumat 18 Oktober 2024, Beli Rp 1.000.000 Daya 900 VA
Baca juga: Turun Lagi! Daftar Harga BBM Hari Ini Jumat 18 Oktober 2024, Mulai Pertamax hingga Dexlite