TRIBUNJATENG.COM - Dua bibit siklon tropis terdeteksi di perairan dekat wilayah Indonesia.
Hal itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan, dua bibit siklon tropis yang terdeteksi yakni Bibit Siklon Tropis 96W dan Bibit Siklon Tropis 98B.
Baca juga: Hari Ini Disebut BMKG Mulai Masuk Musim Hujan, Jawa Tengah Beda dengan Provinsi Lain
“(Pantauan terkini) Bibit Siklon Tropis 96W di Laut Filipina dan Bibit Siklon Tropis 98B di Teluk Benggala,” kata Andri kepada Kompas.com, Senin (21/10/2024).
Ia menambahkan, kedua bibit siklon tropis tersebut mempunyai kecepatan dan tekanan udara, serta dampak pada perairan Indonesia yang berbeda.
Oleh karena itu, masyarakat di wilayah pesisir diimbau untuk tetap waspada dan terus memantau informasi terbaru dari BMKG mengenai perkembangan kedua bibit siklon tersebut.
Lantas, apa saja dampak dua bibit siklon tropis di dekat Indonesia tersebut?
Analisis dan dampak Bibit Siklon Tropis 96W
Lebih lanjut, Andri menerangkan bahwa Bibit Siklon Tropis 96W masih terpantau di Laut Filipina.
Saat ini, Bibit siklon tropis 96W berada pada kategori Tropical Depression, dengan kecepatan angin maksimum 30 knots (56 km/jam) dan tekanan udara minimum 1000 hPa.
“Pengamatan citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan aktivitas konvektif signifikan di sekitar sistem dengan pola siklogenesis berupa Curve Band,” ucap Andri.
Pertumbuhan Bibit Siklon Tropis 96W ini didukung oleh kondisi lingkungan sekitarnya, seperti adanya gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) dan Rossby Ekuatorial yang aktif di sekitarnya.
Bibit Siklon Tropis 96W juga didukung oleh perairan yang hangat (30-31 derajat celsius), vortisitas lapisan bawah hingga menengah (850-500 hPa) dalam kategori kuat, vertical wind shear (VWS) berada dalam kategori lemah (5-10 knots atau 9-18 km/jam), serta kelembaban yang basah di setiap lapisan.
Namun demikian, masih terpantau divergensi lapisan atas dan konvergensi lapisan bawah yang berada pada kategori lemah-sedang. Hal tersebut menjadi faktor lingkungan yang kurang mendukung bagi pertumbuhan bibit siklon tropis tersebut.
“Berdasarkan model NWP global dalam 24 jam kedepan Bibit Siklon Tropis 96W berpeluang tinggi untuk menjadi siklon tropis dan cenderung bergerak ke arah barat,” terang Andri.
Dalam 48-72 jam ke depan, intensitasnya diprakirakan semakin meningkat seiring pergerakannya ke arah barat laut menjauhi wilayah Indonesia.
Bibit Siklon Tropis 96W memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca dan kondisi perairan di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan, berupa:
Hujan dengan intensitas sedang-lebat di wilayah:
- Kepulauan bagian utara Sulawesi Utara
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara.
Tinggi gelombang 1,25-2.5 meter di perairan (Moderate Sea):
- Laut Sulawesi bagian timur
- Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud
- Laut Maluku
- Perairan barat dan utara Halmahera
- Laut Halmahera
- Perairan utara Papua Barat
- Samudra Pasifik utara Papua Barat.
Tinggi Gelombang 2,5-4 meter di perairan (Rough Sea):
- Samudra Pasifik utara Halmahera.
Analisis dan dampak Bibit Siklon Tropis 98B
Andri menjelaskan, Bibit Siklon Tropis 98B terpantau di Teluk Benggala.
Bibit siklon ini mempunyai kecepatan angin maksimum 20 knots (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1.010 hPa.
“Pengamatan citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan aktivitas konvektif yang signifikan, namun belum tampak adanya pola perawanan siklon tropis yang khas,” ujar Andri.
Kondisi lingkungan di sekitar Bibit Siklon Tropis 98B mendukung pertumbuhannya, seperti gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif di sekitarnya.
Bibit siklon ini juga didukung oleh lokasi yang berada di perairan hangat (29-30 derajat celsius), divergensi lapisan atas dan konvergensi lapisan bawah dalam kategori sedang-kuat, vortisitas lapisan bawah hingga menengah (850-500 hPa) dalam kategori kuat, serta kelembaban yang basah di setiap lapisan.
Adapun kondisi yang kurang mendukung pertumbuhan sistem yaitu adanya vertical wind shear (VWS) berada dalam kategori sedang (15-20 knots atau 28-37 km/jam).
“Berdasarkan model NWP global dalam 24 jam ke depan, Bibit Siklon Tropis 98B bergerak perlahan ke arah barat-barat laut dan berpeluang rendah-sedang untuk menjadi siklon tropis,” jelas Andri.
Sementara, dalam 48-72 jam ke depan, intensitas Bibit Siklon Tropis 98B semakin meningkat dan berpeluang tinggi untuk menjadi siklon tropis dengan arah pergerakan ke arah barat barat laut
Bibit Siklon Tropis 98B memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi perairan di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan, berupa:
Tinggi Gelombang 1,25-2,5 meter di perairan (Moderate Sea):Perairan utara Sabang
Selat Malaka bagian utara.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Deteksi 2 Bibit Siklon Tropis di Dekat Indonesia, Apa Dampaknya?"
Baca juga: Antisipasi Dampak Musim Hujan, Pemkot Semarang Intensifkan Pengerukan Sedimen Sungai