Pilkada Rembang 2024

Mimbar Rakyat II, Vivit Prioritaskan Penurunan Kemiskinan di Rembang

Penulis: Rezanda Akbar D
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mimbar Rakyat II yang digelar oleh PMII Rembang

TRIBUNJATENG.COM, REMBANG - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Rembang menggelar Mimbar Rakyat II untuk membedah visi-misi dari para Paslon Cabup dan Cawabup Rembang, Senin (28/10/2024) malam hari, di Hotel Gajah Mada Rembang.


Ketua PMII Rembang, Habiburrahman mengakui ada beberapa hal yang perlu disoroti dalam menjalankan Pemerintahan Kabupaten Rembang.


Tak terkecuali terkait janji-janji para paslon semasa kampanye bisa direalisasikan, hingga dampak positif dari lahirnya kebijakan-kebijakan dari pemerintahan baru di Rembang.


"Kita hidup ditengah tantangan besar, infrastruktur tidak merata. Kemudian defisit anggaran serta pertumbuhan ekonomi dari data yang ada APBD 2024, kemudian korupsi kolusi dan nepotisme masih banyak dilakukan oleh pemangku kebijakan di Kabupaten Rembang dari beberapa kasus yang ada," ujarnya dalam sambutan.


Selain itu, pada beberapa sektor yang perlu diperhatikan yakni pertanian, pendidikan, pariwisata, pengelolaan BUMD.


Pada forum diskusi adu gagasan itu, Paslon 1 mendapatkan kesempatan menyampaikan visi misinya, Vivit Dinarini Antasari mengatakan bahwa kita dirinya diberikan amanat untuk memimpin Rembang, akan berfokus terlebih dahulu menurunkan angka kemiskinan di Rembang.


"Untuk menurunkan angka kemiskinan di Rembang, salah satunya adalah perputaran ekonomi di Rembang perlu diperhatikan," ujar Vivit.


Ada beberapa komponen lainnya yang menjadi perhatian untuk memutar perekonomian di Rembang. Mulai dari akses infrastruktur, hingga membangkitkan pariwisata di Rembang.


Menurutnya akses infrastruktur ini paling penting, perlu menjadi fokus dalam merancang pemerataan infrastruktur seperti pembuatan akses pariwisata, para pekerja ataupun lainnya.


"Selain itu, tingkat pendapatan masyarakat Rembang harus meningkat. Kemudian apa yang dibutuhkan, yakni perlu mendatangkan investor, kemudian peningkatan kualitas SDM Rembang, upgrade skill ini harus punya kemampuan dan daya saing," tuturnya.


Terkait sektor kesehatan, Vivit menambahkan, apabila tingkat pendapatan ekonomi dan kemiskinan di Rembang berkurang makan akan mempengaruhi angka harapan hidup.


Termasuk angka kematian bayi dan angka kematian ibu hamil perlu ditekan, meski sudah angka penurunan kematian bayi namun hal itu perlu ditekan lebih jauh lagi.


"Saya juga berada dibidang kesehatan, apa tantangannya dan kekurangannya. Kita kesulitan mendatangkan tenaga kesehatan profesional termasuk dokter spesialis, ini yang menjadi tantangan," tuturnya.


Vivit juga menyoroti APBD di Rembang yang defisit, yakni dengan menggunakan APBD secara efektif memilihan dan memilih kegiatan yang penting atau tidak. Sehingga perlu ada skala prioritas dalam penggunaan anggaran. (Rad)

 

Berita Terkini