Berita Kuliner

Marak Kopi Gerobak Keliling di Semarang, Jadi Daya Tarik Kaum Muda Pecinta Kopi

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kopi gerobak keliling belakangan ini bermunculan di Kota Semarang.

Kopi gerobak keliling mudah dijumpai di berbagai lokasi, menyajikan aneka minuman kopi dan non coffee ala coffee shop namun dengan harga yang lebih terjangkau.

Satu di antara lokasi yang cukup banyak dijumpai gerobak kopi keliling ini adalah di kawasan Peleburan.

Berbagai merek minuman kopi dan non kopi racikan dijual dengan konsep starling di kawasan ini dan telah menarik muda-mudi untuk membeli.

Marco (19), satu di antara penjual menyebutkan, dirinya mulai berjualan di kawasan itu sejak satu bulan lalu.

Ia menjual minuman kopi dan non kopi racikan berlabel "Disaat" dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 8.000 - Rp 12.000/cup.

Kopi gerobak keliling belakangan ini bermunculan di Kota Semarang. (TribunJateng.com/Idayatul Rohmah)

Menurutnya, minuman yang dijualnya tersebut laris oleh pembeli.

Ia sengaja menempati kawasan keramaian dekat dengan kampus dan gedung perkantoran untuk menarik banyak pembeli.

"Saya biasanya di sini (jalan Imam Bardjo), jualan dari sore sampai pukul 22.30 WIB habis. Saya jualan sore paling laris memang di sini, kalau siang di Peleburan," jelas Marco di sela melayani pembeli, kemarin.

Marco menjelaskan, dalam sehari ia bisa menjual hampir 300 cup pada hari biasa dan bisa mencapai 400 cup di akhir pekan.

Dengan total penjualan itu, Marko mengaku pendapatannya bisa mencapai Rp 2,5 juta per hari.

"Sehari pendapatan Rp 2,5 juta, tembus atau terjual sekitar hampir 300 cup. Kalau weekend, bisa 400 cup," sebut Marco.

Marco menyebutkan, pembeli kopi di tempatnya dodominasi pelajar dan mahasiswa. Selain itu, kata dia, tak jarang instansi-instansi sekitar juga memesan kopi untuk diantarkan ke kantor.

"Biasanya itu delivery minimal pembelian 10 cup. Delivery itu kadang dari instansi, kantor-kantor buat acara, atau personal biasa," tambahnya.

Penjual lain, Ikhsan mengatakan, sudah sekitar sebulan ia berjualan kopi dengan label kopi "Melintas". Ia mengatakan, dalam sehari dirinya bisa membawa sebanyak 100 cup kopi di gerobaknya.

"Saya jualan dari Pukul 09.00 sampai 18.00. Kalau pagi di Taman Indonesia Kaya, siang di Peleburan, dan sore di sini (jalan Imam Bardjo)," jelasnya.

Fenomena kopi gerobak keliling menjadi daya tarik bagi para pecinta kopi dan memberikan alternatif bagi mereka yang menginginkan kopi dengan harga yang lebih terjangkau.

Dani (24) warga Semarang Barat yang kebetulan tengah membeli kopi susu Melintas di jalan Imam Bardjo mengatakan, membeli kopi di penjual gerobak keliling lebih ekonomis dibandingkan bila ia membeli di coffee shop.

Menurutnya, rata-rata harga kopi di coffee shop yang pernah ia datangi berkisar antara Rp 15.000-Rp50.000/cup.

"Sekarang di sini Rp 8.000 sudah dapat kopi, jadi lebih hemat," kata dia.

Dani di sisi itu ia mengakui, coffee shop keliling saat ini memang sedang marak.

Ia sendiri sudah mencoba berbagai merek untuk akhirnya bisa menemukan rasa kopi yang sesuai dengan seleranya.

"Saya sudah coba beberapa, ada sekitar 5 merek (kopi gerobak). Soal rasa dengan di cafe, pasti ada bedanya karena beda harga juga. Tapi untuk di kalangan pelajar dan mahasiswa, ini sudah worth it," ungkapnya.

Pembeli lain, Catur (33) yang merupakan warga Jatingaleh mengatakan, kopi ala starling tersebut menjadi alternatif bagi dirinya untuk mendapatkan kopi racik dengan harga lebih terjangkau.

"Kebetulan saya suka kopi, anak ikut-ikutan suka kopi. Hanya untuk anak saya batasi belinya 3 hari sekali saja," katanya yang membeli bersama anaknya tersebut. (idy)

Berita Terkini