TRIBUNJATENG.COM, DELI SERDANG -- Puluhan prajurit Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan menyerang warga Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, pada Jumat (9/11/2024) malam.
Akibatnya, 13 warga terluka, dan seorang warga bernama Raden Barus (61) tewas dalam peristiwa tersebut.
"Yang terluka ada 13 orang. Beberapa masih dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau, sedangkan yang lain sudah dipulangkan," kata Kepala Desa Selamat, Bahrun, melalui sambungan telepon pada Senin (11/11/2024).
Salah satu korban, Dedi Susanto, mengalami luka parah di tangan kiri. "Tangannya hampir putus dan saat ini dirawat di RS Putri Hijau," ujar Bahrun.
Kronologi
Bahrun menjelaskan bahwa pada malam kejadian, puluhan prajurit Armed datang tanpa mengenakan seragam. Mereka mengendarai sepeda motor dan membawa senjata tajam serta benda tumpul.
Saat tiba, mereka menyerang siapa saja yang ditemui di jalan.
"Orang-orang yang datang itu membabi buta. Siapa saja di jalan dihantam. Itu dari Armed.
Beberapa rumah juga didobrak," jelas Bahrun. Bahrun berharap situasi di Desa Selamat bisa segera kondusif dan meminta agar proses hukum terhadap para pelaku penyerangan dilakukan sesuai aturan yang berlaku.
"Kami berharap proses hukum tetap berjalan," katanya.
33 Prajurit
Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, menyatakan ada 33 prajurit Armed 2/105 KS yang diduga terlibat dalam penyerangan ini. Panglima Kodam I Bukit Barisan, Letjen Mochammad Hasan, juga telah meminta maaf atas tindakan anak buahnya.
"Saya, bersama keluarga besar Bukit Barisan, memohon maaf sebesar-besarnya. Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya ikhlas," kata Hasan saat menghadiri pemakaman adat Raden Barus di jambur Desa Selamat, Minggu (10/11/2024).
Usut Motif
Sebanyak 33 prajurit TNI Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan tengah diperiksa untuk mengusut motif penyerangan terhadap warga Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Hal ini disampaikan Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, saat diwawancarai di Media Center Kodam I/BB, di Jalan Rotan, Kota Medan, Minggu (10/11/2024).
"Untuk oknum pelaku yang terkonfirmasi diduga terlibat, sudah dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut di Pomdam I Bukit Barisan," kata Dody.
"Untuk oknum pelaku yang terkonfirmasi diduga terlibat, sudah dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut di Pomdam I Bukit Barisan," sambung dia.
Dody menambahkan, saat ini petugas masih menyelidiki motif di balik perkelahian yang terjadi antara prajurit dan warga Desa Selamat.
"Sampai saat ini, kita masih melakukan penyelidikan terkait terjadinya perkelahian dengan masyarakat yang menyebabkan bentrok," ucapnya.
Situasi Mencekam
Suasana Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mencekam setelah penyerangan oleh puluhan prajurit TNI dari Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan pada Jumat (8/11/2024) malam. Mereka datang tanpa seragam dan menggunakan sepeda motor.
Tanpa pandang bulu, mereka memukuli warga dengan senjata tajam dan benda tumpul. Akibatnya, banyak warga terluka, dan Raden Barus (61) tewas.
“Orang-orang yang datang itu memang membabi buta. Siapa yang ada di jalan, semua dihantamnya. Itu dari Armed. Ada sebagian rumah didobrak,” ujar Kepala Desa Selamat, Bahrun, Minggu (10/11/2024).
Cekcok di Jalan
Bahrun menjelaskan, sore sebelum penyerangan, pemuda desa sempat berseteru dengan prajurit Armed 2/105.
Namun, ia tak tahu pasti masalah yang memicu pertikaian tersebut.
“Tapi ada cerita, pemuda sini sempat cekcok dengan prajurit itu saat berpapasan di jalan. Setelah itu, malamnya terjadi penyerangan,” ucap Bahrun.
Ia merasa kecewa atas peristiwa ini. Raden, yang dikenal sebagai tokoh masyarakat, tewas dengan luka memar di sekujur tubuh.
”Seharusnya rakyat merasa aman kalau ada markas tentara di desanya. Namun, warga malah ketakutan dengan keberadaan mereka,” ujarnya.
Diproses Hukum
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan kronologi insiden di Deliserdang beberapa waktu lalu. Agus mengungkapkan insiden tersebut diawali dengan adanya anak-anak muda yang kebut-kebutan menggunakan sepeda motor.
Anggota TNI, kata dia, kemudian menegur karena mengganggu dan meresahkan masyarakat khususnya terkait ketertiban di jalan.
"Terjadi adu mulut, perkelahian, kemudian maka terjadilah perkelahian massal," ungkap Agus kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Senin (11/11/2024).
"Karena kita harus sepakat ya geng-geng motor, ya semacam itu lah harus ditertibkan karena kan meresahkan masyarakat, mengganggu juga jalan-jalan umum," sambungnya.
Atas insiden tersebut, kata Agus, Pangdam I Bukit Barisan telah mengambil sejumlah langkah. Langkah tersebut di antaranya menemui keluarga korban yang meninggal dunia dan mengobati warga yang menderita luka-luka. "Anggota pun sekarang sedang kita proses ya, di BAP," kata Agus.
Perihal kemungkinan mereka yang terbukti terlibat akan dipecat, Agus mengajak untuk menunggu proses hukum selesai.
Menurutnya, jumlah para oknum terduga pelaku yang terlibat bisa bertambah atau berkurang sesuai dengan proses hukum yang berlaku. (tribun/kompas/cnn)
Baca juga: Kapolri Bakal Pecat Polisi yang Minta Uang Damai Kasus Guru Supriyani
Baca juga: Hari Ini Prabowo Bertemu Joe Biden, Presiden RI Tiba di Amerika setelah Terbang dari Beijing
Baca juga: Silakan Lapor Mas Wapres di 081117042207, Hari Perdana Sudah Ada 55 Rakyat Lapor ke Wapres
Baca juga: Kisah Tio dan 7 Anggota Keluarga Selamat dari Laka di Tol Cipularang KM 92, Kondisi Mobil Ringsek