TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Stunting bukan hanya masalah kurang gizi, tetapi juga terkait dengan rendahnya kualitas hidup anak di masa depan.
Dampak stunting ini tidak hanya memengaruhi perkembangan fisik anak, tetapi juga berdampak pada kemampuan kognitif dan produktivitas di masa dewasa nanti.
Karena itu, segala upaya pencegahan dan penanganan stunting harus menjadi prioritas bersama, tegas Sekretaris Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto dalam kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting Ke-2 Kabupaten Demak Tahun 2024 di RSUD Sunan Kalijaga.
Sekda menjelaskan, dari kegiatan Audit Kasus Stunting (AKS), pihaknya dapat mengidentifikasi faktor-faktor utama penyebab stunting di Kabupaten Demak dari sisi kesehatan, lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Audit ini juga mengevaluasi efektivitas program yang sudah berjalan, mengidentifikasi kekurangan, serta mengukur dampak dari berbagai tindakan yang telah diambil.
“Stunting tidak dapat diselesaikan oleh satu sektor saja. Keterlibatan semua pihak terkait, mulai dari pemerintah, swasta, masyarakat, hingga akademisi, sangat diperlukan untuk merumuskan dan mengimplementasikan program berkelanjutan yang terintegrasi,” tegasnya.
Sekda mengajak semua pihak untuk memperkuat sinergi dan koordinasi guna mewujudkan Kabupaten Demak zero stunting.
Ia menekankan pentingnya menciptakan inovasi yang mendorong percepatan penanganan stunting, mulai dari pendekatan pencegahan, intervensi gizi yang lebih baik, hingga edukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan yang seimbang dan gizi yang cukup.
“Pelaksanaan audit kasus stunting ke-2 tahun 2024 ini mengambil sampel sasaran sebanyak 16 dari Desa Kedondong Kecamatan Gajah dan Desa Sidomulyo Kecamatan Dempet. Data ini akan menjadi landasan kuat dalam merumuskan kebijakan penanganan stunting yang tepat sasaran dan program intervensi yang efektif. Harapannya, angka stunting di Demak bisa turun menjadi 7,5 persen,” pungkas Sekda.