Debat Pilkada Jateng 2024

Andika - Lutfhi Adu Gagasan Soal Layanan Pendidikan Disabilitas di Jateng 

Penulis: budi susanto
Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andika Perkasa - Hwndrar Prihadi dan Ahmad Luthfi - Taj Yasin Maimoen saling berjabat tangan di atas mimbar sebelum debat ketiga kandidat Pilgub Jateng dimulai, Kamis (20/11/2024). Debat pamungkas tersebut digelar di Muladi Dome Undip Semarang.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Peningkatan layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas jadi diskusi hangat dalam debat kandidat Pilgub Jateng.

Tanggapan dua Bakal Calon Gubernur Jateng Andika Perkasa dan Ahmad Luthfi dalam debat juga beragam.

Saat Andika menerangkan, jumlah disabilitas di Jateng hingga tembus 118 ribu orang.

Ia juga menyebut pemerintah tak akan bisa mendirikan SLB untuk menampung semua penyandang disabilitas di Jateng.

Untuk itu ia mengusulkan adanya insentif dan relaksasi ke perusahaan agar perusahaan mau membuka SLB atau sekolah untuk penyandang disabilitas.

"Karena selama ini mayoritas SLB didirikan oleh swasta atau perusahaan skala multi nasional," katanya dalam debat di Muladi Dome Undip Semarang, Kamis (20/11/2024).

Baca juga: Duel Ide Cawagub Jateng, Hendi Janji Program Berhalusinasi, Yasin Janji Hidupkan Cagar Budaya Lokal

Baca juga: Andika Sodorkan Relaksasi Luthfi Desk Tenaga Kerja Bersama Polda, Debat Soal Ketenagakerjaan  

Baca juga: Debat Pilgub Jateng: Ahmad Luthfi Usung Aplikasi Jateng Ngopeni untuk Pelayanan Kesehatan


Andika jiga mengatakan melalui relaksasi perusahaan bisa menyerap disabilitas ke lapangan kerja.


"Idealnya penyandang disabilitas mempunyai kesempatan atau bisa berdikari dengan usaha," terangnya.


Pernyataan Andika juga ditanggapi oleh Lutfhi, ia menyatakan jika terpilih nanti, ia menjamin tidak adalagi kekerasan, diskriminasi kelompok disabilitas.


Luthfi juga akan mendampingi disabilitas secara hukum, serta membangun perlindungan anak disabilitas di setiap kecamatan.


Tak hanya itu, ia berjanji akan memberikan pelatihan dengan sertifikasi hingga mempermudah permodalan untuk penyandang disabilitas.


"Kami juga akan membuat regulasi untuk BUMD, minimal 3 persen BUMD menyerap tenaga kerja disabilitas," tuturnya.


Diakhir segmen Andika memberikan statmen penutupnya, menurutnya SLB menjadi tempat pendidikan yang ideal bagi penyandang disabilitas, namun harus ada relaksasi agar perusahaan-perusahaan bisa membuka sekolah untuk penyandang disabilitas.


"Jika perusahaan peduli dan bisa mengakomodasi akan sangat membantu penyandang disabilitas dan keluarganya," tambahnya.

Berita Terkini