Natal dan Tahun Baru

Kemendag Sudah Siapkan Strategi Amankan Pasar Jelang Nataru

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang ayam potong di Pasar Bulu Semarang tampak sedang menimbang dagangannya.

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah meracik strategi untuk pengamanan pasar dalam negeri menjelang momen Natal dan tahun baru (Nataru).

Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso menyampaikan, beberapa strategi dalam rangka penguatan pasar dalam negeri menjelang dan saat periode Nataru di antarnya stabilisasi harga dan ketersediaan barang pokok lewat distribusi bahan kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting).

“(Berikutnya) menjaga stabilitas harga tiga barang kebutuhan pokok meliputi minyak goreng, terigu, dan ikan. Kemudian, optimalisasi sistem resi gudang, dan menjaga inflasi serta optimalisasi implementasi bursa CPO untuk membentuk price reference,” ujarnya, dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Jakarta, Rabu (20/11).

Tak hanya itu, menurut dia, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga (K/L) lain, khususnya Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk pemantauan beras, jagung kedelai, gula konsumsi, bawang, telur, daging ruminansia, daging unggas, serta cabai.

“Nataru, Kemendag telah mempersiapkan berbagai strategi, di antaranya meningkatkan koordinasi pengendalian inflasi dengan kerja sama antara K/L dan pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi,” bebernya.

Budi menuturkan, kemendag juga memastikan kecukupan stok dan kelancaran pasokan barang kebutuhan pokok di wilayah masing-masing, dan meningkatkan pemantauan harga secara intensif melalui sistem SP2KP Kemendag.go.id.

“(Lalu) berkoordinasi secara aktif dengan pelaku usaha, termasuk asosiasi pasar rakyat seluruh Indonesia untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok selama periode Nataru,” jelasnya.

Berkait dengan kenaikan harga minyak goreng di atas harga eceran tertinggi (HET) dalam beberapa waktu terakhir, Kemendag mengaku telah menemukan penyebabnya.

“Secara nasional memang (harganya-Red) naik, di wilayah (Indonesia) timur rata-rata lebih tinggi. Jadi terjadi kenaikan sekitar 8,28 persen di atas HET,” ucap Budi.

Ia menyebut, penyebabnya adalah terbentuknya rantai distribusi yang lebih panjang dari aturan di dalam Peraturan Mendag (Permendag) No. 18/2024.

“Penyebabnya sudah kami indikasikan, yaitu terbentuknya rantai distribusi yang lebih panjang. Seharusnya distribusinya kan dari produsen, kemudian d1, d2, dan pengecer. Namun, di lapangan, terjadi beberapa transaksi dari pengecer ke pengecer,” bebernya.

Pekan ini, Kemendag rencananya akan mengudang para distributor untuk membahas kenaikan harga minyak goreng di pasaran. “Kami ingin mengundang para distributor untuk bertemu di kantor kami, untuk membicarakan masalah ini dan agar segera mengikuti aturan sebagaimana dalam Permendag 18 tahun 2024,” terangnya. (Kontan/Kompas.com)

Baca juga: Buah Bibir : Aurel Hermansyah Terkena Asam Lambung Akut

Baca juga: Kalender Jawa 21 November 2024, Pasaran Kamis Pahing

Baca juga: 2 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di OKU Timur

Baca juga: Komisi III DPR Menggelar Uji Kelayakan dan Kepatutan 10 Capim KPK

 

Berita Terkini