Oleh: Diannita Ayu Kurniasih, MPd
Fasilitator Tanoto Foundation
Kepala SDN 1 Kebumen, Kabupaten Kendal
DEEP Learning saat ini menjadi salah satu topik hangat yang diperbincangkan di kalangan pendidikan. Hal ini bukan tanpa sebab.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa kurikulum yang akan datang berfokus pada pendekatan bermakna melalui deep learning.
Pendekatan ini bertujuan untuk membantu peserta didik memahami dan menginternalisasi konsep secara mendalam sehingga mereka dapat menerapkannya dalam berbagai konteks.
Deep learning mengintegrasikan mindful, meaningful, dan joyful learning untuk memberikan pengalaman utuh kepada peserta didik.
Melalui pendekatan utuh tersebut, peserta didik akan merasa bahwa apa yang mereka pelajari benar-benar membantu dan dapat digunakan dalam keseharian mereka.
Mindful learning menekankan kesadaran penuh dalam proses belajar. Melalui kesadaran penuh ini, diharapkan peserta didik dapat fokus, hadir secara mental, serta terlibat sepenuhnya dalam aktivitas belajar.
Strategi ini dapat dilakukan dengan memfokuskan kembali peserta didik pada apa yang pernah dan akan mereka pelajari. Dalam situasi ini, pendidik menciptakan suasana belajar yang tenang sehingga peserta didik merasa nyaman mengikuti proses pembelajaran.
Berhenti Aktivitas
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan teknik STOP (Stop, Take a Breath, Observe, Proceed). Teknik ini diawali dengan mengajak peserta didik untuk berhenti dari semua aktivitas, duduk dengan posisi nyaman, badan tegak, rileks, dan meletakkan kedua tangan di atas paha.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengambil napas panjang dan mengembuskannya sebanyak 2 sampai 3 kali. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk mengamati apa yang sedang dirasakan pada tubuh dengan detail dan rileks.
Proses akhir dilakukan dengan melanjutkan aktivitas pembelajaran yang masuk ke tahap inti, dengan perasaan lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan sikap lebih positif.
Meaningful learning menitikberatkan pada pembelajaran bermakna dengan mengaitkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan nyata.
Strategi ini menggunakan problem-based learning agar peserta didik dapat mengidentifikasi fenomena yang terjadi di sekitar mereka.
Strategi ini menguatkan keterampilan berpikir peserta didik, mendorong interaksi antarpeserta didik, serta memperdalam pemahaman mereka.