Berbekal petunjuk yang minim itu, Amad mencari ke sana kemari demi bisa bertemu belahan hatinya.
Keinginan Amad untuk segera bertemu dengan keluarga Supiah semakin membara saat ia mendengar kabar bahwa istri tercintanya meninggal dunia.
"Tahun 1955, saya mulai cari, memang betul saya cari tapi enggak diketemukan. Sempat dulu cari di Candipuro tapi enggak sampai ke Penanggal, kondisinya tidak memungkinkan waktu itu," ungkap Amad.
Pencarian Amad selama puluhan tahun akhirnya berbuah hasil.
Ia menemukan makam Supiah beserta keluarganya yang masih hidup di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.
Tangis haru Amad pun pecah saat pertama kali melihat adik kandung Supiah, Sunimah dan Khotijah.
Ketiganya saling memeluk melepas rindu yang sudah tertahan puluhan tahun. Terakhir mereka bertemu, saat itu Sunimah dan Khotijah masih anak-anak.
Dikira gugur
Adik-adik Supiah, Sunimah dan Khotijah, tidak ada yang menyangka bisa bertemu kembali dengan Amad.
Lama tidak ada kabar sejak terakhir meninggalkan rumah, keluarga mengira Amad sudah gugur saat berjuang mengusir penjajah.
Sunimah, adik bungsu Supiah, menceritakan, saat ditinggal Amad bertugas, Supiah kerap bercerita tentang suaminya yang sedang bertugas ke Sulawesi.
Namun, sampai Supiah menghembuskan napas terakhir, Amad tidak kunjung kembali.
"Kakak saya itu dulu kan tidurnya sama saya jadi sering cerita-cerita suaminya itu tugas ke Sulawesi. Mau nyari ya enggak bisa kan enggak ada surat waktu itu, jadi hanya pasrah, sekarang ketemu ya senang sekali terharu, kayak mimpi," ungkap Sunimah.
Baca juga: Ingat Badai Mahasiswa UPN Veteran yang Menghilang Sejak Juli 2024? Tiba-tiba Menghubungi Orangtuanya
Penghormatan untuk Supiah
Sejenak bercengkrama dan melepas rindu dengan keluarga, Amad bergegas menuju pusara sang istri yang telah puluhan tahun dicarinya.