Longsor Petungkriyono Pekalongan

UPDATE Longsor Petungkriyono : Aisyah Ditemukan 4,7 Kilometer dari TKP hingga 4 Korban Tertimbun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan melakukan pencarian korban hilang dalam insiden longsor dan banjir di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN -- Tim gabungan melanjutkan pencarian korban longsor dan banjir bandang, di Desa Kasimpar Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Rabu (22/1/2025.

Di hari kedua proses evakuasi ini Tim SAR Gabungan menemukan 4 korban dalam keadaan meninggal dunia.

Keempatnya atas nama Aisyah (perempuan), Ta'ari (laki-laki), Afkar Abiyan (laki-laki) dan Ta'adi (laki-laki). Sebelumnya empat nama ini masuk dalam daftar korban yang hilang dalam musibah yang terjadi pada Senin (20/1) sore tersebut.

Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono mengatakan, untuk penemuan korban pertama atas nama Aisyah ditemukan di jarak 4,7 KM dari lokasi kejadian bencana pada pukul 10.06 WIB,

korban kedua atas nama Ta'ari ditemukan di sektor 2 di atas rumah Carik Desa Kasimpar pada pukul 10.53 WIB.

Pada pukul 12.05 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan seorang bayi berumur 5 bulan atas nama Afkar Arbiyan di sektor 1 tersangkut di pohon bambu yang berada dibawah tak jauh dari rumahnya.

"Terakhir, tim SAR gabungan mendapatkan laporan dari warga ada yang melihat sesosok jasad di bawah jembatan yang terputus, dan pada pukul 18.45 WIB berhasil dievakuasi tim SAR gabungan dan teridentifikasi bernama Ta'adi," kata Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono.

Budiono mengungkapkan, dengan ditemukannya 4 korban, jadi hingga Rabu sore jumlah korban meninggal yang ditemukan total berjumlah 21 orang, dan yang masih dalam pencarian sebanyak 5 orang.

"Pencarian pada hari ini dilakukan oleh tim SAR gabungan sebanyak 300 personil yang terbagi dalam 4 SRU (Search and Rescue Unit), dan difokuskan pada pencarian di area sekitar rumah Sekdes Kasimpar, sekitar cafe Allo, dan pemancingan," ungkapnya.

Tersangkut Bambu

Anggota SAR Bumi Santri Pekalongan Agus Yusuf mengatakan, Abiyan ditemukan di bawah kasur springbed dan terlilit dengan selendangnya.

"Abiyan ditemukan di bawah selokan, pas aliran air. Karena, saat tim SAR mencari korban, melihat ada springbed yang menyangkut di pohon bambu," imbuhnya.

Rumah Abiyan hilang dan terbawa longsor sejauh sekitar 30 meter dari lokasi awal. "Ibunya Abiyan juga jadi korban yang meninggal dunia, dan untuk bapaknya alhamdulilah selamat. Tapi saat ini belum diketahui keberadaannya," ucapnya.

Pada saat Abiyan ditemukan, paman korban histeris melihat keponakannya yang meninggal dunia tertimbun longsor dengan kondisi seperti itu. "Paman korban yang melihat langsung Abiyan ditemukan, menangis histeris. Abiyan langsung dibawa ke posko induk," tambahnya.

Penanganan Cepat

Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, menyampaikan belasungkawa kepada para korban bencana longsor yang terjadi di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.

Ia juga memastikan bahwa proses penanganan serta pencarian korban hilang terus dilakukan oleh tim gabungan.

“Kami bersama Forkopimda Jateng dan Kabupaten Pekalongan turut berdukacita atas terjadinya bencana longsor ini, yang mengakibatkan sejumlah korban jiwa,” ujar Nana saat meninjau lokasi longsor Rabu (22/1/2025).

Berdasarkan dialog Nana dengan para korban yang dirawat di Puskesmas Petungkriyono, termasuk seorang pengelola Allo Coffee Empire, longsor dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi selama 2-3 jam.

Peristiwa ini menyebabkan longsoran tanah menimpa tiga rumah dan satu kafe.

“Daerah perbukitan di Kecamatan Petungkriyono memang rawan longsor, terutama saat cuaca ekstrem seperti ini,” kata Nana.

Tiga Rumah dan Kafe

Bencana ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang cukup parah, termasuk tiga jembatan yang putus akibat banjir. Akses jalan menuju wilayah Kecamatan Petungkriyono sempat tertutup tanah dan pepohonan, menghambat masuknya bantuan dan aktivitas warga.

Nana menyampaikan bahwa ratusan personel, termasuk relawan, telah dikerahkan untuk melakukan pencarian korban hilang dan membuka akses jalan. Upaya perbaikan infrastruktur dimulai dengan pemasangan jembatan bailey atau jembatan darurat, sehingga akses antara Kecamatan Petungkriyono dan Kecamatan Doro bisa kembali normal.

“Jembatan sementara ini akan menjadi penghubung utama agar bantuan dapat masuk tanpa perlu memutar jalur,” jelasnya.

Selain itu, bantuan logistik untuk para korban telah berdatangan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Sosial, Pemprov Jateng, Pemkab Pekalongan, Bulog, dan lembaga lainnya.

Bantuan berupa kasur lipat, pakaian, selimut, alat mandi, sembako, hingga mainan anak-anak telah disalurkan melalui posko penanganan bencana di Kecamatan Petungkriyono.

“Dapur umum juga sudah beroperasi sejak pagi tadi. Insyaallah kebutuhan makan para korban dan pengungsi bisa terpenuhi,” tuturnya.

Adapun Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggulangan, melaporkan bencana tersebut menyebabkan tiga rumah dan satu kafe rusak berat. Meskipun sempat terputus, akses jalan menuju Kecamatan Petungkriyono kini mulai bisa dilewati setelah upaya pembukaan jalur dilakukan.

"Dengan penanganan yang terus dikebut, diharapkan kondisi di wilayah terdampak bencana dapat segera pulih, dan masyarakat dapat melanjutkan aktivitas mereka dengan lebih aman," katanya kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/1/2025).

Rumah Carik dan Pendeta

Sebanyak 600 petugas gabungan dan empat anjing pelacak dikerahkan pada hari kedua evakuasi dan pencarian korban hilang longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Rabu (22/1/2025).

Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf. Rizky Aditya, mengungkapkan bahwa operasi pembersihan dan pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan.

"Yang akan kita bersihkan yang pertama adalah akses menuju lokasi, di sana ada tiga titik longsoran kecil di jalan. Tim gabungan tersebut terdiri dari 600 personel dan empat anjing pelacak," tuturnya.

Lebih lanjut, Letkol Inf Rizky Aditya menjelaskan bahwa upaya pencarian difokuskan di dua lokasi utama, yaitu rumah Pak Carik dan Cafe Allo. Selain itu, tim juga menyusuri aliran sungai yang menuju ke Sungai Welo, karena dikhawatirkan ada korban yang hanyut terbawa arus.

"Kejadian ini mengakibatkan banyak korban, jadi di bawah sana ada dua rumah, yaitu rumah pendeta dan rumah Pak Carik, serta satu kafe. Ketiga bangunan utama ini menjadi pusat bencana," tambahnya.

Rumah Pak Carik menjadi tempat berteduh sementara bagi orang-orang yang menuju ke Petungkriyono ketika hujan deras turun. Mereka merasa aman berlindung di sana karena lokasinya jauh dari tebing.

Sedangkan di Cafe Allo, sedang berlangsung acara keluarga yang juga menunggu hujan reda.

Sementara itu, rumah pendeta yang juga terdampak longsor tidak terdapat penghuni saat kejadian.

Desa Kasimpar di dekat lokasi longsor dinyatakan aman, longsor tidak merusak pemukiman di desa tersebut.

Letkol Inf Rizky menyebut fokus pencarian berada di rumah Pak Carik dan Cafe Allo, dengan perkiraan sementara jumlah korban yang berada di lokasi tersebut sekitar 20 hingga 30 orang.
Jalan Kaki 5Km

Seorang relawan dari Muhammadiyah Banjarnegara, Jaka Prasetyo menceritakan, kondisi medan dan upaya pencarian yang dilakukan oleh para relawan. Pencarian dilakukan sejak pagi hari, pukul 07.00 WIB.

"Kondisi saat ini di lokasi, tim gabungan melakukan kegiatan pencarian korban yang masih tertimbun reruntuhan material longsor," katanya kepada tribunjateng.com. Kesulitan yang dihadapi oleh para relawan adalah medan jalan, dari persimpangan kecamatan sampai titik lokasi harus berjalan kaki sekira 5 kilometer.

Sampai titik atas, lalu masih harus melalui jalan setapak untuk turun. Akses jalan di TKP terkendala longsoran kecil atau tertimbun reruntuhan material longsor. Kemudian kesulitan lainnya adalah cuaca gerimis pada pagi hari dan sore hari berkabut.

DATA KORBAN

Meninggal Dunia Ditemukan 21 Januari 2025:

1. Revalina (19), perempuan, warga Sipetung.

2. Suyati, perempuan, warga Tlogohendro.

3. Kiki Pramudita (23), laki-laki, warga Garung, Desa Yosorejo.

4. Sutar (49), warga Tlogopakis.

5. Riyanto (50/L), warga Yosorejo.

6. Ayat (27), warga Desa Kasimpar.

7. Sumeri (30), warga Garung, Desa Yosorejo.

8. Doni (27/L), warga Desa Gumelem.

9. Winarko (27/L), warga Desa Gumelem.

10. Supari (37), warga Desa Kasimpar.

11. Sularso (44/L), warga Desa Kasimpar.

12. Inawati (23/P), warga Desa Kasimpar.

13. Afkar (4/L), warga Desa Kasimpar.

14. Khusnul Cholifah (35/P), warga Desa Kasimpar.

15. Rokhim (40/L), warga Desa Kasimpar.

16. Rahmono (24/L), warga Desa Tlogohendro.

17. Joni Yulianto (45/L), warga Sragi.

Temuan Tambahan 22 Janauri

1. Aisah (18/P), warga desa Wonodadi Songgodadi

2. Ta'ari (41/L), warga desa Garung Yosorejo

3. Afkar Arbiyan (5 bulan/L), warga desa Kasimpar.

4. Ta'adi (34/L), warga desa Wonodadi Songgodadi Petungkriyono.

Korban Belum Ditemukan

1. M Teguh Imanto, warga Desa Kayupuring.

2. Giyanto, warga Desa Gumelem.

3. Tegar Hariyanto, warga Batang

4. M Nasrullah Amin, warga Pekalongan

5. Aurel, warga Kasimpar.

Pencarian korban akan dilanjutkan di hari ke tiga, Kamis (23/1) oleh Tim SAR Gabungan. (dro/din/fba/dta/eyf/iwn/bud/fsn)

Berita Terkini