TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat peserta didik mengurangi intensitas jajan di kantin sekolah.
Mereka lebih memilih menabung uang saku daripada untuk jajan.
Hal itu lantaran sudah ada menu makan bergizi gratis yang setiap hari mereka dapatkan.
Baca juga: Jalan Provinsi di Blora Banyak yang Rusak, Begini Tanggapan Anggota DPRD Jateng
Baca juga: Anggota DPRD Jawa Tengah Singgung Mafia Tanah Jadi Salah Satu Pemicu Investor Enggan Masuk ke Blora
Siswi SMK Negeri 2 Blora, Zahira Nurul Izza menyambut antusias program makan bergizi gratis itu.
Pasalnya, program di Blora itu sudah mulai diterapkan 13 Januari 2025.
"Bisa membantu anak-anak yang kurang mampu atau yang biasanya di rumah tidak sarapan."
"Atau juga yang tidak bawa uang saku di sekolah, itu bisa membantu," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (24/1/2025).
Lebih lanjut, Zahira juga menyebut, sejak ada program makan bergizi gratis sudah jarang beli jajan di kantin.
Dia lebih memilih untuk menabung uang saku dari orangtuanya.
"Sekarang jarang jajan ke kantin, malah sering menunggu makan gratis, lebih hemat, dan lebih bisa nabung," ujarnya.
Zahira menyampaikan, sebelum ada program makan bergizi gratis, dia bersama teman-temannya sering jajan ke kantin.
"Tetapi setelah ada makan bergizi gratis, jarang ke kantin."
"Uang saku ditabung untuk kebutuhan yang lain," paparnya
Namun di sisi lain, hal itu juga berdampak pada pendapatan pedagang kantin sekolah yang omzetnya menurun.
Baca juga: Cegah Keracunan Program Makan Bergizi Gratis, SPPG Blora: Protokol Penyajian Menu Diperketat
Baca juga: Kepala Daerah Hasil Pilkada Dilantik 6 Februari 2025, Bupati Blora Terpilih: Serentak di Jakarta
Diberitakan sebelumnya, seorang pedagang kantin di SMK Negeri 2 Blora, Yani (43) merasakan imbas penurunan omzet imbas program makan bergizi gratis.
Dia merasakan penurunan omzet yang dialami mencapai 50 persen.
"Penurunannya sampai 50 persen."
"Sebelum ada program makan bergizi gratis itu, saya sehari bisa dapat Rp200 ribu, tetapi sekarang hanya Rp100 ribu," kata penjual mi ayam itu, Jumat (17/1/2025).
Dampak program makan bergizi gratis sangat dirasakan pedagang kantin sekolah.
Belum lagi, Yani harus membayar biaya sewa per hari Rp35 ribu.
Menurutnya, dengan adanya penurunan omzet tersebut, Yani keberatan membayar sewa kantin.
"Sewa kantin per hari Rp35 ribu."
"Harapannya biaya sewa diturunkan dan mungkin kami pedagang kantin bisa diajak rapat evaluasi terkait adanya program makan bergizi ini," paparnya. (*)
Baca juga: Perbaikan Jembatan Persen Jalan Tembus Unnes-Undip Semarang Dianggarkan Rp5,4 Miliar
Baca juga: Ketua DPRD Jateng: Regulasi Lahan Hijau Harus Diperkuat untuk Cegah Bencana
Baca juga: Saking Geramnya, Warga Tangkap Pemuda di Banjarsari Solo, Melintas Sambil Geber-geber Motor
Baca juga: Totalnya Rp847 Juta, Bantuan Pemprov Jateng untuk Korban Banjir Grobogan dan Demak