“Kami punya altar dewa-dewi yang paling lengkap, di sini ada 29 altar yang merupakan paling banyak dibanding klenteng lain,” kata Andre.
Sementara itu, Lin, pengunjung Klenteng Tay Kak Sie, mengaku sengaja datang dari Bali untuk melihat langsung kemeriahan Imlek di Semarang.
Menurut Lin, Imlek di Semarang memiliki daya tarik wisata yang tinggi sehingga hampir setiap tahun Lin mengunjungi Klenteng Tay Kak Sie.
"Saya kalau Imlek sering ke Semarang, melihat-lihat kawasan Pecinan dan mengunjungi beberapa klenteng, Klenteng Tay Kak Sie salah satunya," tutur Lin.
Lin juga tertarik untuk menyaksikan perpaduan budaya dan toleransi yang tinggi dari perayaan Imlek di Semarang.
"Banyak pengunjung yang datang, mereka tidak hanya beribadah, ada yang dari agama lain juga ikut memeriahkan, toleransi seperti ini harus kita jaga untuk mempererat persatuan," ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan pasangan suami-istri, Rizal dan Silvi.
Mereka berdua tidak datang untuk beribadah, melainkan untuk melestarikan budaya leluhur sekaligus mengisi waktu liburan.
"Kami datang bersama keluarga, mengantar adik saya dari luar kota untuk melihat-lihat kemeriahan Imlek di Klenteng Tay Kak Sie," ujar Silvi.
Kepada TribunJateng.com, Rizal dan Silvi juga mengungkapkan harapannya agar Imlek tahun ini membawa keberkahan dan keselamatan.
"Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan selamat Hari Raya Imlek 2025 kepada seluruh masyarakat Tionghoa di Semarang dan sekitarnya. Semoga Hari Raya Imlek 2025 membawa keberkahan dan keselamatan bagi kita semua," tutur Rizal dan Silvi.
Bagi warga Tionghoa di Semarang, Imlek memang bukan hanya sekadar hari untuk merayakan tahun baru.
Lebih dari itu, perayaan ini adalah waktu untuk menghormati leluhur dan menjaga tradisi budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Di Klenteng Tay Kak Sie, selain berdoa, banyak yang datang untuk merenungkan pencapaian tahun lalu dan merencanakan tahun yang lebih baik.
Baca juga: Segini Angpao yang Didapat Betrand Peto Tiap Imlek: Kalau Ditotal Bisa Buat Beli Motor Baru
Imlek di Semarang juga mencerminkan keberagaman yang ada di kota ini.
Meskipun perayaan Imlek lebih terasa di kawasan Pecinan, namun banyak warga non-Tionghoa yang turut merayakan.
Dengan penuh harapan dan semangat positif, warga Semarang berharap agar tahun baru Imlek ini membawa perubahan yang lebih baik, kedamaian, dan kesuksesan untuk semua. (FSN)