Berita Jepara

Sebagian Warga Desa Sukodono Jepara Mulai Berpuasa Minggu 2 Maret 2025, Sesuai Penanggalan Aboge

Penulis: Tito Isna Utama
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AWAL PUASA ABOGE - Kepala Desa Sukodono, Sugiman saat ditemui di kantornya, Jumat (28/2/2025). Warga Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara memilik sistem sendiri untuk menentukan awal bulan puasa, yakni menggunakan penanggalan Aboge.

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Warga Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara memilik sistem sendiri untuk menentukan awal puasa.

Tidaklah sama dengan pemerintah, dimana dalam penentuan awal Ramadan, termasuk Idulfitri adalah melalui sidang Isbat yang mengacu pada pantauan hilal di beberapa daerah. 

Kepala Desa Sukodono, Sagiman mengatakan, dalam penghitungan Alif Rebu Wage (Aboge) dipercayai masyarakat bahwa 1 Ramadan jatuh pada Minggu, 2 Maret 2025. 

Baca juga: Pemkab Jepara Siap Kerja Sama dengan HIPKA Bangun UMKM yang Lebih Maju

Baca juga: Kemenag Jepara Sore Nanti Akan Laksanakan Pantauan Hilal di Pantai Kartini Tentukan Awal Puasa

Kemudian untuk Idulfitri atau 1 Syawal jatuh pada Selasa, 1 April 2025. 

Meski demikian, untuk pelaksanaan awal Ramadan, masyarakat Desa Sukodono tetap mengikuti keputusan dari pemerintah. 

"Awal puasa tetap sama seperti pemerintah, cuma masyarakat sini punya tradisi penanggalan Aboge yang menyebutnya itu bukan 1 Ramadan, tetapi 1 poso itu Minggu 2 Maret 2025," kata Sagiman, Jumat (28/2/2025).  

Menurutnya, sistem penanggalan ataupun penentuan puasa hanya sebagai tradisi. 

Dia menjelaskan, terdapat juga sebagian kecil warga Sukodono yang pelaksanaan awal puasa tetap mengikuti penanggalan Aboge. 

Dia menjelaskan, sistem penanggalan tersebut memiliki rumus tersendiri yang akan berulang setiap 8 tahun sekali. 

Dalam penanggalan Aboge, 1 Ramada atau 1 Idulfitri biasanya memiliki perbedaan sekira 1-2 hari setelah penanggalan Hijriah. 

Satu hari sebelum 1 Ramadan berdasarkan penanggalan Aboge.

Masyarakat Desa Sukodono pun memiliki tradisi bersih-bersih makam leluhur. 

Tradisi tersebut tidak hanya diikuti oleh umat Islam, tetapi juga penganut agama lain di Desa Sukodono. 

"Sebelum puasa tapi menurut penanggalan Aboge, masyarakat Sukodono itu biasanya megeng atau bersih kubur secara berbarengan di pagi hari dan diikuti seluruh komponen masyarakat."

"Ada Islam, Budha, Kristen, mereka ikut bergabung," tutupnya. (*)

Baca juga: Siswanto Terpilih Sebagai Ketua Umum ADKASI, Siap Perkuat Peran DPRD di Seluruh Indonesia

Baca juga: Tingkatkan Transparansi & Akuntabilitas Kerja Dosen, LPM UIN Saizu Gelar Ekspose IKD & Publikasi BKD

Baca juga: Gebrakan Muhammadiyah, Ciptakan Iklim Literasi Berbasis Sistem Wakaf di Kendal 

Baca juga: Sambut Bulan Suci Ramadhan, Kemenkum Jateng Ikuti Acara Munggahan

Berita Terkini