TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Pasar Boja, Kabupaten Kendal, saat ini dalam kondisi cukup memprihatinkan.
Atap bagian dalam pasar yang dihuni pedagang daging dan sayuran kerap bocor saat hujan turun.
Kondisi ini telah dirasakan pedagang selama lima tahun terakhir.
Bahkan, mereka terpaksa membangun atap darurat menggunakan terpal dengan dana pribadi.
Mereka melakukan hal ini karena belum ada tindak lanjut dari Pemerintah Kabupaten Kendal.
Salah satu pedagang, Sumirah, mengaku sering menutup lapaknya saat hujan deras.
Ia mengatakan lapak dagangnya selalu tergenang air akibat atap yang rusak.
"Kalau hujan, ya pasti bocor dan ada genangan di dalam kios-kios pasar," katanya, Jumat (7/3/2025).
Ia pun harus mengeluarkan biaya sendiri untuk membangun atap darurat dari terpal.
"Pakai uang sendiri, karena kondisi atap yang dari seng itu sudah bolong dan berkarat," paparnya.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, menegaskan bahwa pihaknya akan merevitalisasi Pasar Boja melalui anggaran perubahan tahun ini.
"Insya Allah pada anggaran perubahan nanti bisa dianggarkan (untuk revitalisasi Pasar Boja). Insya Allah tahun ini ada pelaksanaan revitalisasi," katanya.
Ia memperkirakan peremajaan fisik pasar membutuhkan anggaran sekitar Rp 2 miliar.
"Anggaran sekitar Rp 2 miliar, tahun ini kita mulai ya," tuturnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mendorong agar pasar segera direvitalisasi demi kenyamanan pedagang dan pembeli.
"Prinsipnya perlu revitalisasi pasar. Ini ada Ibu Bupati (Kendal) dan Pak Wakil Bupati, nanti didorong (revitalisasi) pakai anggaran perubahan," katanya.
Dengan revitalisasi ini, kondisi pasar diharapkan lebih baik dan lebih representatif bagi masyarakat.