"Adik-adik meneruskan pada 2000."
"Mereka ikut, kelihatannya kok enak."
"Pada tahun itu banyak (adik-adik) yang ikut (berjualan)," terangnya.
Baca juga: Arus Balik Lebaran di Jalan Tol Semarang, 45 Ribu Dalam 12 Jam
Baca juga: Istirahat di Rest Area Tol KM456B Kabupaten Semarang, Dini Kaget Dapat Bingkisan Susu dari Kapolri
Satu saudara Zaenal, Koslin menyebut, telah memulai usaha warung es marem di Jalan MT Haryono Semarang pada 1985.
Koslin mengatakan, keunikan es marem di antaranya ada pada topping tape kering, yang proses pembuatannya dengan cara dioven.
Selain itu, kacang tanah kupas yang proses pemasakannya dengan cara disangrai.
"Yang bikin beda itu, dari dulu."
"Saya dulu ikut jualan ayah sejak usia sekira 15 tahun," jelasnya.
Koslin menyebutkan, setidaknya sudah ada dirinya dan empat saudara lain yang melanjutkan usaha ayahnya tersebut.
Selain itu, beberapa generasi penerus pun juga membuka warung es marem.
"Anak-anak Bapak yang meneruskan ada lima."
"Anak-anaknya, juga buka di Semarang."
"Total ada delapan, jadi yang buka di Semarang semua saudara," jelasnya.
Di sisi lain, dia menyebutkan, meski usaha tersebut turun-temurun, nama warung es marem dibuat berbeda-beda sesuai nama pemilik masing-masing.
Begitu juga proses penyediaan bahan baku tiap warung berbeda-beda.