TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sektor perhotelan di Jawa Tengah dikeluhkan kembali lesu setelah Lebaran Idulfitri 2025 ini.
Terutama untuk pesanan Mice (meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions), disebutkan masih sepi oleh pelaku perhotelan.
Kosultan perhotelan, yang juga penasehat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah, Bambang Mintosih mengatakan, biasanya, di momen-momen seperti sekarang ini reservasi untuk keperluan event meningkat.
Begitu juga event di hotel seperti halal bihalal yang sudah mulai berjalan.
Namun, kondisi saat ini dikeluhkan nyaris tak ada kegiatan di hotel.
"Tren setelah lebaran harusnya sudah ada event. Namun ini kami cek belum ada, masih jarang," katanya saat dihubungi Tribun Jateng, Senin (7/4/2025).
Benk, sapaannya menerangkan, lesunya reservasi hotel seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran 2025.
Ia mengungkapkan, ini berimbas pada penurunan okupansi hotel terutama di segmen pemerintah.
"Intinya ini mengurangi market. Perhotelan itu 60 persen dari MICE, yang sebagian pakai MICE itu segmen government.
(Kondisi) saat ini tidak ada," jelasnya.
Dia menyebutkan, di perhotelan, reservasi sektor MICE sudah sepi sejak Januari lalu. Hanya terbantu ramai ketika momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.
"Okupansi Lebaran masih bisa 90 persen dan beberapa bisa 100 persen. Kebanyakan dari segmen keluarga.
Ini kembali sepi," terangnya.
Sepinya kondisi saat ini, Benk menyebut telah berimbas pada pengurangan daily worker 'pekerja harian' di perhotelan.
Bahkan, ia menyebutkan sudah ada karyawan yang terpaksa dikurangi jam kerjanya.
"Kalau sampai bulan Mei tidak ada event, PHK massal pasti terjadi, terutama hotel yang pemiliknya tidak punya bisnis lain," imbuhnya.
Di tengah kondisi ini, berharap pemerintah memberikan dukungan agar industri perhotelan kembali stabil.
"Kami berharap pemerintah duduk bersama dengan industri perhotelan dan cek kondisi di lapangan apa yang dialami pelaku perhotelan ini," harapnya. (idy)