TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jawa Tengah mencatatkan inflasi sebesar 1,43 persen secara month-to-month (m-to-m) pada Maret 2025.
Angka inflasi tersebut tercatat lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 1,65 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih memaparkan, ini merupakan pertama kalinya terjadi inflasi secara m-to-m di atas 1 persen, setelah September 2022 lalu yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM.
Ia menyebutkan, pada Maret 2025, inflasi secara m-to-m utamanya karena berakhirnya diskon tarif listrik 50 persen kepada pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang listrik 450 VA-2200 VA.
"Penyumbang terbesar inflasi m-to-m (Maret) tahun 2025 adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, utamanya disebabkan karena berakhirnya diskon tarif listrik prabayar sebesar 50 persen.
Seperti diketahui, diskon ini diterapkan pada pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 450 VA sampai dengan 2200 VA," kata Endang pada pemaparan secara daring, Selasa (8/4/2025).
Endang melanjutkan, pendorong inflasi adalah dari kelompok makanan minuman dan tembakau yang memberikan andil inflasi kedua, terutama disebabkan naiknya harga bawang merah.
Sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, memberikan sumbangan inflasi terbesar berikutnya, utamanya disebabkan oleh naiknya harga emas perhiasan.
Ia menyebutkan, berdasarkan komoditas penyumbang inflasi, lima terbesarnya adalah tarif listrik dengan andil sebesar 0,84 persen.
Disusul bawang merah dengan andil sebesar 0,17 persen; emas perhiasan dengan andil 0,05 persen; dan cabai rawit serta beras dengan andil masing-masing sebesar 0,04 persen.
Ia menjelaskan, bawang merah memberikan andil inflasi karena mengalami kenaikan harga setelah pada Januari dan Februari sempat mengalamai penurunan harga.
Kenaikan harga disebabkan karena berkurangnya pasokan yang ada di pasaran.
Sedangkan inflasi emas perhiasan, disebutkan karena harga emas mengalami kenaikan menyesuaikan harga emas dunia serta meningkatnya permintaan masyarakat akan aset save haven.
"Harga cabai rawit mengalami kenaikan, utamanya pada rawit merah. Musim juga memengaruhi pasokan cabai rawit," jelasnya.
Sementara itu, deflasi terbesar Jawa Tengah pada Maret 2025 berasal dari angkutan udara, dengan andil sebesar -0,02 persen.