"Penurunan hampir 21 persen. Tidak terjadi sentralisasi pada saat mereka mudik maupun balik, sehingga penumpukan arus mudik-balik bisa diantisipasi," kata Mantan Kapolda Jateng tersebut.
Menurut dia, kondusivitas selama arus mudik dan balik Lebaran terjadi berkat koordinasi dan kolaborasi yang baik dari semua stakeholder. Baik dari dinas perhubungan, kepolisian, kementerian terkait, juga perbantuan TNI dan relawan.
Sebagai informasi, program mudik-balik Gratis, merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jateng kepada masyarakat, khususnya pekerja informal yang bekerja di Jabodetabek. Kegiatan ini didukung oleh Bank Jateng, pemerintah kabupaten/kota, dan stakeholder terkait lainnya.
Seorang peserta balik gratis, Nur mengaku, senang dengan adanya mudik-balik gratis dari pemerintah. Penjual pecel ayam di perantauan tersebut sudah empat kali ikut program Mudik Balik Gratis.
"Kemarin mudik gratis naik bus, baliknya naik kereta. Harapannya tetap ada biar meringankan yang ingin mudik dan tidak punya biaya. Ini satu keluarga berangkat," ujar warga asal Muktiharjo, Kota Semarang, itu. (*)