TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio mengungkapkan alasan tidak menahan tiga tersangka kasus pemerasan program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Alasan pihaknya tidak menahan karena para tersangka dinilai bersikap kooperatif.
"Para tersangka kooperatif dalam pemeriksaan dan tidak menghambat penyidikan," papar Dwi saat dihubungi Tribun, Sabtu (19/4/2025).
Terkait rencana penahanan kepada tiga tersangka, Dwi menyebut masih menunggu hasil perkembangan pemberkasan.
"Nanti lihat saja perkembangannya," tuturnya.
Dwi melanjutkan, pemberkasan kasus ini sesuai dengan petunjuk dari jaksa untuk dilengkapi.
Pihaknya telah menyerahkan berkas tersebut pada pekan kemarin.
Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil penelitian dari kejaksaan.
"Tidak ada kendala dalam pemberkasan. Namun, alat bukti yang banyak dan perlu kehati-hatian dalam penanganannya," ungkapnya.
*Tersangka Lulus Ujian*
Kasus pemerasan PPDS Anestesi Undip Semarang kembali mencuat selepas dokter residen Zara Yupita Azra (ZYA) satu dari tiga tersangka kasus pemerasan dinyatakan lulus dalam ujian komprehensif lisan nasional yang diselenggarakan oleh Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif (KATI).
Pengumuman kelulusan tersangka ZYA ini diumumkan di akun Instagram resmi KATI melalui akun @kolegium.anestesiologi pada 13 April 2025.
Dalam berkas itu, tersangka ZYA dinyatakan lulus dengan nomor 64.
Padahal ZYA sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerasan dr Aulia Risma Lestari oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah, sejak 24 Desember 2024.
Meskipun belakangan, hasil ujian itu dibatalkan oleh KATI. Tribun menerima surat resmi pembatalan tersebut yang ditandatangani oleh Ketua KATI dr Reza Widianto Sudjud di Bandung Jumat, 18 April 2025.
Menanggapi hal itu, Kuasa Hukum Keluarga Korban Alm Aulia Risma Lestari, Misyal Achmad mengaku, telah melayangkan surat keberatan kepada Kementerian Kesehatan soal kelulusan satu tersangka pemerasan dr Aulia Risma Lestari dalam mengikuti satu ujian yang ditempuhnya.