Berita Kendal

Hari Kartini di Kendal, Mbak Tika Sebut Kekerasan Terhadap Perempuan Masih Tinggi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERINGATAN KARTINI - Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari (kerudung hitam) mengunjungi stand UMKM dalam peringatan Hari Kartini di Pendopo Kabupaten Kendal, Senin (21/4/2025). Dia juga mengungkap masih banyak perempuan di Kendal yang menjadi korban kekerasan.

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Peringatan Hari Kartini di Kabupaten Kendal berlangsung secara sederhana.

Pemkab Kendal hanya menggelar bazar UMKM bersama para PKK masing-masing kecamatan di Pendopo Kabupaten Kendal, dilanjutkan diskusi bertema "Perempuan Tangguh, Keluarga Bahagia Bangsa Sejahtera".

Dalam momentum itu, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari dengan mengenakan kebaya merah-batik, terus menggaungkan semangat Kartini agar tetap terjaga di setiap lintas zaman.

Baca juga: Ini Pesan Bupati Dyah Kartika untuk Kapolres Kendal yang Baru AKBP AKBP Hendry Susanto

Baca juga: 116 Guru di Kendal Resmi Ditetapkan jadi Kepsek, Bupati Ingin Inovasi Layanan: Jangan Pungli 

Semangat Kartini saat ini di Kendal pun mencoba melawan terhadap kekerasan yang dialami perempuan. 

Data yang dipaparkan Bupati menyebut, terdapat 72 perempuan di Kendal yang masih mengalami kekerasan pada 2024.

Jumlah itu memang mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 126 kasus.

Namun Bupati yang akrab disapa Mbak Tika secara tegas akan memberikan perhatian lebih.

"Ini tentu menjadi cerita duka-luka Kendal saat Hari Kartini ini."

"Karena sosok Kartini merupakan orang yang cerdas dan berani melakukan perlawanan terhadap jenis penindasan perempuan," katanya, Senin (21/4/2025).

Selain kekerasan perempuan, Mbak Tika juga menyoroti kasus perceraian di Kendal yang mencapai 1565 kasus pada 2024, dengan dominasi penyebab berupa nikah dini.

"Ini yang harus menjadi perhatian juga, perempuan itu sudah memikul tanggung jawab rumah tangga, rentan kekerasan dan kesulitan ekonomi," ungkapnya.

Mbak Tika pun menegaskan pihaknya sudah membuat tim perlindungan anak dan perempuan korban kekerasan agar tak menjadi kejadian berulang.

Baca juga: Mutasi Polri, Ini Pesan Bupati Dyah Kartika ke Kapolres Kendal AKBP Hendry Susanto Sianipar

Baca juga: Sumbang 25 Persen PAD, Bupati Dyah Kartika Minta PDAM Kendal Fast Respons Aduan Warga

"Ini merupakan tanggung jawab bersama, kami dari Pemkab Kendal juga sudah bekerja sama dengan organisasi perlindungan perempuan," paparnya.

Ketua PKK Kabupaten Kendal, Niken Larasati menilai, derajat perempuan tak bisa dipandang sebelah mata.

Dia pun mendesak para perempuan di Kendal lebih berani dan tangguh layaknya sosok Kartini.

"Perempuan harus bisa berdiri di kaki sendiri (berdikari) dan harus membuktikan itu orang-orang hebat seperti Kartini," terangnya.

Niken Larasati telah mulai melakukan pergerakan dengan menggandeng Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA) untuk memutus rantai kekerasan perempuan.

Selain itu, pihaknya juga akan membentuk pelatihan paralegal advokasi perlindungan perempuan agar tak lagi menjadi korban ketidakadilan.

"Kami sering diskusi dengan kelompok JPPA itu."

"Intinya kekerasan perempuan ibarat gunung es, tidak semua korban mau speak up."

"Kami akan bersinergi dengan muslimat untuk perlindungan perempuan di Kendal," tandasnya. (*)

Baca juga: Sentuhan Tangan Samini Ibu Rumah Tangga di Semarang: Sulap Sabun Batangan Jadi Bunga Cantik

Baca juga: Peringatan Hari Kartini 2025, Perempuan di Jepara Diajak Ikut Membangun Indonesia Emas

Baca juga: Libur Panjang Wafat Isa Almasih dan Paskah, Ribuan Penumpang Berangkat & Tiba di Stasiun Cepu Blora

Baca juga: Obat Nyamuk Bakar Jadi Awal Mula Hangusnya Rumah Lansia di CIlacap

Berita Terkini