Informasi tersebut, kemudian ditindaklanjuti AR dengan pulang ke rumah untuk memastikan keberadaan istrinya.
“Ternyata benar, istri tidak ada (di rumah), pamitnya ke anak-anak beli air. Terus saya telepon, dia bilangnya tidur, saya bilang tidur di sebelah mana, wong saya di rumah."
"Tapi telepon dimatikan,” terang AR.
Kecurigaan AR semakin membuncah.
Malam itu juga ia berupaya mencari tahu nomor telepon AA yang diduga sedang bersama istrinya.
Nomor telepon AA kemudian didapat, dan AR meminta seorang temannya untuk menghubungi nomor AA.
AR bak disambar petir, EFD mengangkat telpon milik AA dan mengatakan bahwa AA sedang tidur.
Korban EFD juga mengaku sedang berada di Surabaya, tetapi tidak menyebutkan secara rinci di mana lokasi tepatnya.
Dalam kondisi itu, AR langsung meminjam mobil, namun bukan pergi ke Surabaya, melainkan menunggu di pintu keluar Jembatan Suramadu.
Hal itu dilakukan AR mulai pukul 23.00 WIB hingga keesokan harinya, Selasa (22/4/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.
Atau sekitar satu jam sebelum kejadian pembunuhan di rumah kos.
“Jam 8 pagi saya menyerah dan pulang. Saya terbesit dalam pikiran, bahwa saya pernah mengantarkan istri 10 hari yang lalu ke lokasi (TKP) untuk ambil COD."
"Ternyata yang memberi bingkisan laki-laki setelah saya perhatikan dari spion motor. Dari situ kami cekcok parah,” papar AR.
Dengan kondisi tidak tidur semalam suntuk, AR bergegas untuk berangkat menuju TKP dengan mengendarai mobil.
Setiba di rumah kos atau TKP, ia melihat satu unit sepeda motor gede persis seperti yang diceritakan seorang temannya.