Ia juga menambahkan, Pemkot Surabaya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan sebelum melakukan penyegelan.

Eri menyesalkan sikap pemilik usaha yang dinilai tidak kooperatif. Ketika petugas hendak melakukan klarifikasi sebelumnya, Jan Hwa Diana justru bersikap menghindar. 

"Kalau salah ya minta maaf, tidak perlu saling kuat-kuatan. Budaya di Surabaya itu gotong royong. Kalau salah ya seleh (mengakui kesalahan),” ujar Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ini.

Eri juga menyampaikan, penyegelan akan berlangsung hingga pemilik usaha memenuhi seluruh persyaratan perizinan yang dibutuhkan. 

“Kalau sudah lengkap dan sesuai, bisa dikomunikasikan kembali. Tapi kejadian ini jadi pelajaran. Jangan bikin gaduh di Surabaya,” katanya.

Jan Hwa Diana Tak Melawan Saat Penyegelan

Menariknya, tidak seperti sebelumnya yang kerap melawan aparat pemerintah, Jan Hwa Diana tidak menampakkan diri saat penyegelan berlangsung. 

Hanya satu orang karyawan yang terlihat hadir untuk melakukan serah terima dokumen penyegelan.

Ketika hendak dimintai komentar, karyawan tersebut menolak memberikan pernyataan kepada awak media. 

Baca juga: Alasan Diana, Pengusaha Tionghoa Yang Berani Laporkan Armuji Ke Polisi Karena Bawa Bukti Ini

“Saya gak mau, gak tahu saya,” ujarnya singkat.

Meski begitu, Wali Kota Eri memastikan tindakan tegas ini tidak akan mengganggu iklim investasi di Kota Pahlawan. 

“Kalau sudah benar dan izin lengkap, silakan berusaha di Surabaya. Tapi jangan sampai menyakiti warga. Saya tidak ikhlas kalau warga Surabaya tersakiti,” pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pesan Menohok Eri Cahyadi Usai Segel Gudang Jan Hwa Diana: Jangan Pernah Sakiti Orang di Surabaya