Semarang

Dugaan Intimidasi Diskusi UIN Walisongo Semarang, Kodam IV Diponegoro Jamin Tak Akan Campuri Kampus

Penulis: iwan Arifianto
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

INTIMIDASI TNI - Anggota TNI mendatangi UIN Walisongo Semarang buntut dari diskusi yang digagas oleh para mahasiswa di halaman Auditorium Kampus 3 UIN Walisongo, Kota Semarang, Senin (14/4/2025)
INTIMIDASI TNI - Anggota TNI mendatangi UIN Walisongo Semarang buntut dari diskusi yang digagas oleh para mahasiswa di halaman Auditorium Kampus 3 UIN Walisongo, Kota Semarang, Senin (14/4/2025)

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy Soelistyo menjamin anggota TNI tidak akan mencampuri kegiatan internal kampus.

Menurutnya, kegiatan di kampus seperti diskusi adalah bagian dari demokrasi sehingga mempersilahkan kampus untuk melakukan kegiatan tersebut dengan pembahasan bertema  apapun. 

"Kami berjanji tidak akan pernah mengintervensi apapun bentuknya apabila ada silahkan bawa bukti tersebut lalu laporkan kepada pihak POM (polisi militer) kalau memang ada aktivitas dari kami yang mengintervensi kegiatan-kegiatan kampus ataupun lainnya," jelasnya saat dihubungi Tribun, Rabu (23/4/2025).

Sebelumnya, dugaan intimidasi TNI oleh aparat TNI dialami oleh para mahasiswa UIN Walisongo Semarang saat melakukan diskusi bertajuk "Fasisme Mengancam Kampus Bayang-bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" di halaman Auditorium Kampus 3 UIN Walisongo, Senin (14/4/2025) pekan lalu. Mahasiswa menyebut, intimidasi tersebut semakin masif selepas pengesahan RUU TNI.

Berkaitan dengan hal itu, Andy membantahnya. "Hal itu tidak benar," katanya. 

Dia mengungkapkan, kehadiran TNI di kampus seakan-akan bergerak semua selepas pengesahan RUU TNI. Padahal, lanjut dia, sebelum RUU TNI juga sudah masuk ke kampus.

"Kami sudah bersama-sama dengan para mahasiswa dalam berbagai program seperti TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa), penelitian pertanian, tukar teknologi,  kajian sosial maupun forum diskusi lainnya," tuturnya.

Dia berharap, mahasiswa jangan  menjauhi TNI. "Kami ini bukan lawan, kami ini adalah saudara yang sama-sama ingin bangsa ini menjadi negara maju," klaimnya.

Semakin Masif Selepas RUU TNI Disahkan

Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dari LBH Semarang, Cornelius Gea menilai, semakin masifnya intimidasi yang diterima pihak kampus dan mahasiswa buntut dari RUU TNI. Selain itu, intimidasi muncul ketika ada pihak yang melakukan kritik terhadap rezim Prabowo.

"Sejauh ini ada dua hal itu. Ketika rezim dikritik, penguasa dibikin resah maka aparatnya juga resah. Ketika hal itulah disentuh biasanya aparat ormas terus negara langsung bereaksi," ucapnya.

Menurut Cornelius, Jawa Tengah menjadi daerah yang cukup banyak mengalami intimidasi oleh aparat selepas pengesahan RUU TNI.

Dia mengungkapkan, intimidasi tersebut polanya akan terus naik. Untuk itu, pihaknya masih melakukan inventarisasi dan mitigasi .

"Intimidasi nantinya bakal lebih intens, masif dan terkoordinir sehingga kita harus lebih bersiap," bebernya saat dihubungi Tribun.

Halaman
12

Berita Terkini