TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bendera kuning masih berkibar di ujung gang Kauman Jalan Gubungan Srumbung, dekat dengan masjid An Nur-Srumbung, Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, Jumat (25/4/2025).
Tak jauh dari bendera kuning, terlihat dua karangan bunga ucapan duka kepada sosok Muhammad Nastain korban yang ditemukan tewas di indekosnya pada Sleman Yogyakarta.
Sampai saat ini, masih banyak sanak saudara ataupun rekannya yang mendatangi rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa.
Baca juga: Kata Polisi Tentang Luka di Tubuh Muhammad Nastain Pria Semarang yang Ditemukan Tewas di Kos Jogja
Di dalam rumah, sang ayah mencoba tetap tegar. Dia menyambut setiap tamu yang datang, meski kesedihan jelas tampak di matanya.
Di ruang tamu, terpajang foto-foto wisuda Nastain.
Beberapa medali yang pernah diraihnya tergantung rapi dalam figura di dinding jejak-jejak prestasi yang kini menjadi kenangan.
Sang ayah yang mengenakan peci berwarna hitam dengan pakaian Koko berwarna putih mengenakan sarung berwarna coklat, menceritakan bahwa keluarganya sempat hilang kontak pada Minggu (20/4/2025).
"Minggu kemarin itu dihubungi sudah tidak bisa, dichat tidak di balas dan di telpon sudah tidak diangkat," ujar Ngadi, Ayah Nastain.
"Biasanya ya sering telponan kaya tanya-tanya kabar," sambungnya.
Dia juga menambahkan, selama ini Nastain tidak pernah menunjukkan tanda-tanda adanya masalah, selalu dalam kondisi baik ketika berkabar melalui gawai.
Sebelumnya diberitakan, Muhammad Nastain merupakan mahasiswa asal Bergas Kabupaten Semarang yang ditemukan tewas bersimbah darah di kamar indekos Sleman Yogyakarta.
Kematian mahasiswa alumni UGM itu ditemukan bersimbah darah di sebuah kamar indekos Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta hingga saat ini belum terungkap jelas.
Saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan adanya kasus tersebut. (Rad)