Mendukung Penuh
Dukungan juga diberikan oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Salatiga, Retno Robby Hernawan yang hadir dalam acara itu.
Dalam sambutannya, Ketua TP PKK Kota Salatiga menyatakan dukungan penuh terhadap komunitas ini sebagai upaya konkret untuk melibatkan generasi muda dalam pelestarian wastra.
“Salatiga memiliki kekayaan motif batik dan tenun yang luar biasa."
"Dengan keterhubungannya terhadap nilai perjuangan Kartini dalam merawat budaya lokal, saya sangat menyambut baik peluncuran Komunitas Wastra ini."
"Ini adalah ruang dialog, ruang cinta, dan ruang aksi untuk menjaga kain tradisional agar tidak hilang ditelan zaman,” ujarnya.
Dr Ir Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si., pegiat wastra yang juga menjadi penggagas kegiatan ini menyampaikan bahwa wastra bukan hanya bernilai ekonomi, namun menyimpan doa dan cerita dari tangan-tangan perempuan Indonesia.
“Wastra adalah doa yang dijalin oleh ketekunan dan semangat."
"Kini saatnya bela negara bukan dengan senjata, tapi dengan inovasi dan kreativitas."
"Komunitas ini adalah panggilan itu,” tegas Arianti Ina Restiani Hunga yang juga dosen UKSW ini.
Kontribusi UKSW
Rektor UKSW dalam sambutannya menyampaikan bahwa peluncuran komunitas ini merupakan bentuk kontribusi nyata kampus sebagai "Kampus Indonesia Mini" dalam merawat keberagaman budaya.
“Melalui komunitas ini, kami ingin menjembatani semangat pelestarian budaya dengan kolaborasi lintas sektor."
"Ini adalah bagian dari pengabdian UKSW bagi Indonesia,” tegasnya.
Sebagai puncak acara, para tamu undangan termasuk Wali Kota Salatiga, Ketua TP PKK, Rektor UKSW, hingga dosen dan mahasiswa, tampil dalam sesi fashion show wastra yang menampilkan berbagai motif batik dan tenun Nusantara di antaranya kain Pantang Sintang Kalimantan Barat dan Parahita Craft Salatiga.