Berita Semarang

Dari Karyawan Jadi Pengusaha Makaroni, Rudy Sulaiman Berbagi Kisah Sukses dan Tips Berwirausaha

Penulis: Eka Yulianti Fajlin
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TUNJUKKAN PRODUK - Pelaku UMKM D'Makrons menunjukan produknya di rumahnya, Boja, Kendal, Selasa (29/4/2025). D'Makrons sudah menempus pasar supermarket di pulau Jawa.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banting setir dari karyawan kantoran menjadi pengusaha membutuhkan tekad dan keberanian.

Ini yang dialami Rudy Sulaiman, berawal dari karyawan perbankan menjadi pengusaha makaroni yang kini memiliki puluhan reseller. 

Rudy, sapaan akrabnya, memiliki pengalaman 10 tahun di dunia perbankan. Ia pernah bekerja di beberapa bank ternama di tanah air. 

Sebagai karyawan bank, ia harus bersedia ditempatkan dimana saja, yang berarti harus sering berpindah-pindah dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini membuatnya perlu memikirkan jalan lain. Akhirnya, Rudy memutuskan untuk keluar dan memulai perjalanan baru dalam hidupnya sebagai wirausaha. 

"Memilih jadi pengusaha karena waktunya fleksibel. Pendapatan sesuai kemampuan kita atau tak terbatas. Kalau mau pendapatan tinggi ya harus ekstra. Mindset kita harus kreatif," ungkap Rudy, Selasa (29/4/2025). 

-TUNJUKKAN PRODUK - Pelaku UMKM D'Makrons, Rudy Sulaiman menunjukan produknya di rumahnya, Boja, Kendal, Selasa (29/4/2025). D'Makrons sudah menempus pasar supermarket di pulau Jawa. ((TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN))

Usaha makaroni dengan brand D'Makrons ini dirintis sejak 2019. Rudy memiliki hobi nyemil yang menjadi awal mula idenya. Dengan suka membuat makanan ringan, ia mulai bereksperimen membuat makaroni  dan melakukan inovasi secara bertahap. Menghadapi kendala trial and error tentu dialami Rudy saat mulai berinovasi membuat produk.

Awalnya, produk makaroninya mengalami kesulitan untuk diterima di supermarket, mengingat sudah ada produk serupa masuk di pasar modern. Namun, dengan tekad dan semangat, pria berusia 37 tahun itu terus berinovasi dan memperbaiki produknya. Setelah beberapa bulan, akhirnya produk D'makrons berhasil tembus ke supermarket.

Saat ini, D'makrons dengan berbagai varian rasa sudah diterima masyarakat, tersebar di seluruh wilayah Jawa melalui supermarket dan pusat oleh-oleh. 

"Yang membedakan D'makrons dengan produk lainnya, tingkat teksturnya berbeda, renyahnya beda. Walaupun jenis makaroni bantat, renyahnya krenyes," ungkapnya. 

-PRODUK MAKARONI - Produk makaroni milik Pelaku UMKM D'Makrons, Rudy Sulaiman memiliki berbagai varian rasa. (TRIBUNJATENG/EKA YULIANTI FAJLIN)

Penjualan D'Makrons juga melalui reseller yang mayoritas mahasiswa. Artinya, hadirnya D'makrons kini tidak hanya menjadi tumpuan hidup Rudy sebagai founder, namun juga para mahasiswa yang sedang belajar berwirausaha.

Sementara, tim produksi, Rudy memiliki empat hingga enam orang. Ia memberdayakan masyarakat sekitar rumah produksi. Ada dua tempat produksi yakni di Semarang dan Boja, Kendal. 

Dalam sebulan, produk rata-rata terjual 1.000 pcs dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah. 

"Omzet naik turun. Harga produk kami dibanderol rata-rata Rp 20 ribu. Kalau reseller, tentu kami jual lebih murah," sebutnya. 
 
Saat ini, Rudy tengah berinovasi membuat produk camilan lain yakni keripik pisang dan keripik tempe. Serta, berekpansi bisnis dengan membuka mitra cabang usaha. 

Motivasi Mahasiswa dan Calon Pensiunan Berwirausaha 

TUNJUKKAN PRODUK - Pelaku UMKM D'Makrons menunjukan produknya di rumahnya, Boja, Kendal, Selasa (29/4/2025). D'Makrons sudah menempus pasar supermarket di pulau Jawa. (Tribunjateng/Eka Yulianti Fajlin)

Di tengah kesibukannya menjalankan usaha makaroni, Rudi tidak lupa untuk berbagi pengalaman dan motivasi kepada mahasiswa dan calon pensiunan di perusahaan. Melalui pelatihan, ia memberikan tips dan strategi untuk mempersiapkan diri sebagai seorang wirausaha yang sukses.

"Untuk menjadi wirausaha, kita harus memiliki mental yang siap jatuh bangun. Kita harus bisa melihat peluang di sekitar kita, memecahkan masalah, dan menemukan solusi," ujarnya.

Kadangkala, seseorang bingung bagaimana cara memulai usaha, produk apa yang harus diangkat. Menurut Rudy, produk yang sukses tidak harus sesuatu yang besar, tetapi bisa dimulai dari hal-hal kecil yang menjadi kebutuhan di sekitar lingkungan tempat tinggal. 

Ia juga menekankan pentingnya mengurangi kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti nongkrong tanpa tujuan. Waktu-waktu yang berharga bisa digunakan untuk berwirausaha. 

Selain mental, sebut Rudi, modal sangat diperlukan. Namun, terkadang modal menjadi kendala dalam merintis usaha. Dia menyebut, ada beberapa alternatif permodalan yang bisa diakses. D'Makrons sendiri mengakses permodalan dengan menggaet investor. Namun, tidak menutup kemungkinan, akses permodalan dari perbankan juga bisa membantu seorang berwirausaha. 

"Kita bisa pakai dengan modal orang lain. Ada tiga cara. Misal, melalui pinjaman dari saudara. Kedua, investor ada sahamnya. Ketiga, investor pinjam bank. Bagi calon pensiunan, bisa menggunakan dana pensiun untuk modal usaha," paparnya. 

Dengan berbagi pengalaman dan motivasi, dia berharap dapat membantu mahasiswa terjun dunia kerja dengan berwirausaha setelah lulus pendidikan. Sementara, calon pensiunan bisa mempersiapkan diri di masa tuanya. 

"Usaha bisa ditiru, tapi rezeki tidak ada yang meniru," ucapnya. 

Bergabung ke Rumah BUMN 

Pelaku UMKM D'Makrons, Rudy Sulaiman menceritakan kisahnya dari karyawan menjadi pengusaha di rumahnya, Boja, Kendal, Selasa (29/4/2025). D'Makrons sudah menempus pasar supermarket di pulau Jawa. ((TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN))

Menurut Rudi, peluang UMKM naik kelas kini sangat terbuka lebar, diantaranya bergabung menjadi bagian dari Rumah BUMN. 

Baginya, salah satu faktor yang menunjang D'Makrons bisa kian berkembang tidak lepas dari peran serta Rumah BUMN. 

"Adanya event BRILIanpreneur, D'Makrons jadi salah satu produk yang dipamerkan. 
Kami bangga karena dmakrons lolos nasional sebagai brand makaroni di nusantara," ungkapnya. 

Berbagai pelatihan dari Rumah BUMN juga diikuti Rudy. Menurut dia, kegiatan di Rumah BUMN sangat membantu meningkatkan penjualan dan membuat D'Makrons semakin dikenal masyarakat.

Fasilitasi UMKM dengan Berbagai Program

Sementara itu, Petugas Rumah BUMN Semarang, Fakhrul Ihsan Saputra mengatakan, Rumah BUMN terus mendorong para UMKM naik kelas dengan berbagai program. 

Melalui visi dan misinya, pemberdayaan terhadap UMKM agar lebih maju dan sejahtera, Rumah BUMN memiliki nernagai kegiatan positif. 

"Kami ada berbagai macam pelatihan. Kami juga fasilitasi ruang bagi mereka. UMKM bisa berkolaborasi di Rumah BUMN," paparnya. 

Fakhrul menambahkan, Rumah BUMN juga memberi fasilitasi bazaar di berbagai event secara gratis. (eyf) 

Berita Terkini