TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Bencana abrasi lebih parah akan melanda Desa Balong, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, ketika Pemerintah Daerah benar merealisasikan pembangunan pelabuhan niaga.
Diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara berencana membangun pelabuhan niaga yang berada di Desa Balong, Kecamatan Kembang.
Lahan yang direncanakan merupakan milik Perhutani dan PTPN IX dengan luas sekitar 900 hektare.
Desa Balong dipilih sebagai calon lokasi karena lautnya dalam dan stabil.
Sehingga kapal ekspor impor leluasa beraktivitas di pelabuhan.
Namun kini, pesisir pantai desa tersebut perlahan hilang karena telah terkikis bencana abrasi.
Satu di antara aktivis dan tokoh masyarakat di Desa Balong, Dafiq menyampaikan abrasi telah terjadi di Desa Balong sejak tahun 2010.
Menurutnya abrasi itu terjadi setelah adanya aktivitas penambangan pasir besi di desanya.
Ia mengungkapkan setiap tahun pesisir Desa Balong terkikis abrasi sepanjang 3-5 meter.
Total wilayah daratan yang saat ini hilang yaitu lebih dari 300 meter ke arah timur dengan lebar sekitar 500 meter ke arah selatan.
"Sampai saat ini kita masih berjuang melawan abrasi. Paling parah itu semenjak tahun 2010-an, perubahannya luar biasa karena ada penambangan pasir besi," kata Dafiq kepada tribunjateng.com, Kamis (1/5/2025).
Dia menjelaskan beberapa lahan pertanian di Desa Balong sudah menjadi korban abrasi.
Beberapa lahan pertanian di Desa Balong pun saat ini sudah ada yang hilang.
Sebab wilayah yang tadinya berupa daratan kini berubah menjadi laut.
Dia ingin rencana Pemkab untuk membangun pelabuhan bisa dikaji secara matang.