Dana Desa 2025

Daftar 36 Desa di Purworejo Jawa Tengah Dapat Dana Desa di Atas Rp 1 Miliar, Mana yang Tertinggi?

Editor: Ardianti WS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi uang rupiah Rp 50.000 dan Rp 100.000

Kecamatan Kemiri

Desa Waled - Rp 688.142.000
Desa Kroyokulon - Rp 654.821.000
Desa Rejosari - Rp 927.917.000
Desa Gesikan - Rp 706.430.000
Desa Paitan - Rp 1.093.722.000
Desa Gedong - Rp 696.824.000
Desa Rowobayem - Rp 1.042.455.000
Desa Kemiri Kidul - Rp 1.001.196.000
Desa Bedono Kluwung - Rp 1.054.143.000
Desa Bedono Pageron - Rp 805.620.000
Desa Bedono Karangduwur - Rp 1.046.220.000
Desa Rebug - Rp 803.652.000
Desa Loning - Rp 817.905.000
Desa Winong - Rp 828.762.000
Desa Sutoragan - Rp 793.410.000
Desa Jatiwangsan - Rp 704.234.000
Desa Girimulyo - Rp 680.894.000
Desa Girijoyo - Rp 825.066.000
Desa Turus - Rp 831.018.000
Desa Dilem - Rp 754.808.000
Desa Kedunglo - Rp 866.442.000
Desa Wonosuko - Rp 750.053.000
Desa Sidodadi - Rp 687.659.000
Desa Kalimeneng - Rp 685.706.000
Desa Kemirilor - Rp 1.000.956.000
Desa Kerep - Rp 752.718.000
Desa Kroyolor - Rp 806.886.000
Desa Samping - Rp 1.013.102.000
Desa Wonosari - Rp 699.503.000
Desa Kaliglagah - Rp 738.482.000
Desa Kapiteran - Rp 630.594.000
Desa Wanurojo - Rp 712.448.000
Desa Rejowinangun - Rp 895.602.000
Desa Kaliurip - Rp 708.152.000
Desa Kedungpomahanwetan - Rp 880.479.000
Desa Karangluas - Rp 707.294.000
Desa Kedungpomahankulon - Rp 861.999.000
Desa Sukogelap - Rp 680.297.000
Desa Gunungteges - Rp 711.038.000
Desa Purbayan - Rp 716.348.000

Kecamatan Bruno

Desa Puspo - Rp 1.306.094.000
Desa Plipiran - Rp 888.318.000
Desa Pakisarum - Rp 1.178.624.000
Desa Brunorejo - Rp 1.486.798.000
Desa Brunosari - Rp 1.284.389.000
Desa Somoleter - Rp 813.386.000
Desa Blimbing - Rp 1.052.084.000
Desa Gowong - Rp 1.016.469.000
Desa Brondong - Rp 1.117.148.000
Desa Cepedak - Rp 1.097.135.000
Desa Gunungcondong - Rp 796.341.000
Desa Kemranggen - Rp 736.796.000
Desa Karanggedang - Rp 710.231.000
Desa Giyombong - Rp 783.695.000
Desa Kambangan - Rp 764.384.000
Desa Watuduwur - Rp 1.000.623.000
Desa Kaliwungu - Rp 1.248.256.000
Desa Tegalsari - Rp 1.188.481.000

Kecamatan Gebang

Desa Winongkidul - Rp 881.250.000
Desa Seren - Rp 941.495.000
Desa Gintungan - Rp 901.772.000
Desa Bulus - Rp 1.062.837.000
Desa Rendeng - Rp 784.791.000
Desa Kroyo - Rp 807.318.000
Desa Winonglor - Rp 843.252.000
Desa Mlaran - Rp 798.993.000
Desa Pelutan - Rp 673.817.000
Desa Bendosari - Rp 908.933.000
Desa Gebang - Rp 692.474.000
Desa Salam - Rp 703.160.000
Desa Pakem - Rp 823.809.000
Desa Wonotopo - Rp 697.811.000
Desa Sidoleren - Rp 726.827.000
Desa Penungkulan - Rp 1.312.106.000
Desa Redin - Rp 1.217.594.000
Desa Tlogosono - Rp 700.331.000
Desa Ngemplak - Rp 684.317.000
Desa Kragilan - Rp 727.589.000
Desa Prumben - Rp 726.068.000
Desa Ngaglik - Rp 769.361.000
Desa Kemiri - Rp 670.166.000
Desa Kalitengkek - Rp 844.385.000

Kecamatan Loano

Desa Kalinongko - Rp 834.243.000
Desa Trirejo - Rp 805.731.000
Desa Karangrejo - Rp 788.970.000
Desa Kalikalong - Rp 718.886.000
Desa Rimun - Rp 730.064.000
Desa Tepansari - Rp 898.818.000
Desa Kaliglagah - Rp 733.868.000
Desa Tridadi - Rp 713.873.000
Desa Banyuasin Separe - Rp 842.889.000
Desa Guyangan - Rp 675.524.000
Desa Kalisemo - Rp 862.455.000
Desa Loano - Rp 879.923.000
Desa Jetis - Rp 842.910.000
Desa Kedungpoh - Rp 843.564.000
Desa Maron - Rp 780.357.000
Desa Kebongunung - Rp 788.751.000
Desa Mudalrejo - Rp 827.997.000
Desa Kemejing - Rp 789.977.000
Desa Banyuasin Kembaran - Rp 814.287.000
Desa Sedayu - Rp 894.210.000
Desa Ngargosari - Rp 763.232.000

Kecamatan Bener

Desa Benowo - Rp 803.450.000
Desa Kalitapas - Rp 706.583.000
Desa Kaliwader - Rp 992.709.000
Desa Kedungpucang - Rp 949.586.000
Desa Sendangsari - Rp 874.743.000
Desa Kaliboto - Rp 1.034.010.000
Desa Kaliurip - Rp 1.118.937.000
Desa Kedungloteng - Rp 735.779.000
Desa Wadas - Rp 901.395.000
Desa Cacaban Kidul - Rp 1.045.703.000
Desa Cacaban Lor - Rp 695.651.000
Desa Pekacangan - Rp 892.704.000
Desa Medono - Rp 694.634.000
Desa Bleber - Rp 749.498.000
Desa Bener - Rp 955.853.000
Desa Karangsari - Rp 867.054.000
Desa Guntur - Rp 1.367.861.000
Desa Legetan - Rp 889.302.000
Desa Ketosari - Rp 826.389.000
Desa Kamijoro - Rp 766.817.000
Desa Jati - Rp 830.325.000
Desa Mayungsari - Rp 764.096.000
Desa Kalijambe - Rp 1.026.014.000
Desa Sukowuwuh - Rp 970.214.000
Desa Limbangan - Rp 851.991.000
Desa Nglaris - Rp 1.066.803.000
Desa Sidomukti - Rp 742.295.000
Desa Ngasinan - Rp 841.785.000

Koperasi Desa Merah Putih

Kelangkaan dan kesenjangan distribusi gas elpiji 3 kg bersubsidi di beberapa daerah di Jawa Tengah memicu perhatian pemerintah daerah. 

Dalam upaya memperluas jangkauan dan menekan harga di tingkat konsumen, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengusulkan keterlibatan Koperasi Desa Merah Putih dalam jaringan distribusi gas subsidi.

Menurut Gubernur Luthfi, kolaborasi dengan koperasi bisa menjadi solusi alternatif untuk menjangkau masyarakat yang tinggal jauh dari agen atau pangkalan resmi.

Baca juga: Fasilitas Koperasi Desa Merah Putih: Buka Loker 2,3 Juta di 80 Ribu Wilayah, Ada Pinjaman Bank BRI

“Kalau Koperasi Desa Merah Putih bisa menyalurkan elpiji 3 kg itu bagus."

"Bisa memperluas penetrasi ke masyarakat,” kata Ahmad Luthfi, Kamis (8/5/2025).

Namun, wacana ini juga menimbulkan pertanyaan soal kesiapan koperasi desa dalam menangani distribusi gas bersubsidi, baik dari sisi infrastruktur, pengawasan, maupun potensi penyimpangan.

Pemerintah daerah menyebut bahwa peran koperasi akan difokuskan sebagai penyalur, bukan sebagai pangkalan atau agen resmi. 

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko menjelaskan, Koperasi Desa Merah Putih selama ini mendapat mandat untuk menyalurkan barang subsidi seperti pupuk, dan bisa diperluas ke sektor energi.

“Yang penting adalah elpiji sampai ke masyarakat dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), Rp18 ribu per tabung,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa rapat lanjutan akan digelar untuk membahas skema operasional dan mekanisme pengawasan, agar tidak justru membuka celah baru dalam distribusi barang bersubsidi.

Terpisah, Ketua Hiswana Migas Jateng-DIY, Agung Karnadi menyambut ide tersebut dengan hati-hati. 

Menurutnya, perlu ada pembicaraan lebih lanjut dengan Pertamina selaku operator utama, agar distribusi tidak tumpang tindih.

“Saya kira ide ini bisa berdampak baik, terutama untuk daerah pinggiran."

"Tapi tetap harus dikaji matang,” imbuhnya. (*)

Berita Terkini