TRIBUNJATENG.COM, REMBANG - Kabupaten Rembang, terasa lebih hening dari biasanya pada Kamis (8/5/2025). Ratusan pelayat memadati halaman Pondok Pesantren Al Wahdah, menanti detik-detik terakhir kepergian seorang sosok ibu, guru, dan panutan Hj Djamilah Hamid Baidhowi, atau yang akrab disapa Nyai Djamilah.
Di antara wajah-wajah yang larut dalam duka, tampak Gubernur Jateng Ahmad Luthfi berdiri dalam diam. Di sampingnya, Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen turut menyertai.
Mereka datang bukan hanya sebagai pejabat, tapi sebagai anak bangsa yang kehilangan salah satu tokoh perempuan penting dalam jagat pesantren dan pendidikan spiritual di Jateng.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Seluruh masyarakat Jateng merasa kehilangan sosok Simbah Nyai Djamilah,” ucap Gubernur Luthfi dengan suara pelan tapi tegas.
Ucapan itu menggema di pelataran rumah duka, seolah mewakili ribuan hati yang ikut tergores pilu.
Nyai Djamilah bukan sekadar ibu dari para ulama. Ia adalah pelita bagi banyak perempuan di Jateng.
Dari tangannya lahir putra-putri yang membawa maslahat bagi masyarakat luas. Salah satu di antaranya, Ning Jazilah, istri Gus Kautsar dari Ponpes Watucongol, Sleman tokoh muda yang kini menjadi panutan lintas generasi.
Namun lebih dari itu, almarhumah dikenal sebagai perempuan dengan kelembutan yang meneduhkan dan keteguhan yang menginspirasi.
Kehadirannya di tengah komunitas pesantren ibarat pelita dalam kegelapan senyap tapi menghangatkan.
“Saya percaya, beliau adalah sosok ibu yang sangat baik. Doa kami semua, semoga husnul khotimah,” kata Gubernur Luthfi, matanya menerawang ke arah peti jenazah yang sebentar lagi akan diberangkatkan ke Masjid Jami’ Lasem.
Di tengah suasana khidmat itu, suara tahlil terus mengalun. Tak hanya para ulama dan tokoh masyarakat yang hadir, namun juga warga biasa yang merasa memiliki kedekatan emosional dengan sosok Nyai Djamilah. Kehadiran mereka bukan karena undangan, tetapi karena cinta dan rasa hormat.
“Dari beliau kita belajar bagaimana menghormati orang tua. Orang tua adalah mata air kasih. Dan dari kasih sayang itulah, tumbuh generasi terbaik untuk negeri ini," tambah Gubernur Luthfi.
Kini, tubuh Nyai Djamilah telah terbaring di peristirahatan terakhirnya, di maqbaroh Masjid Jami’ Lasem.
Namun nilai-nilai yang ia ajarkan dan teladankan akan terus mengalir, seperti doa yang tak pernah putus dari anak-anak dan murid-muridnya. (*)