TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Wakil Menteri (Wamen) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Helvi Yuni Moraza membuka Entrepreneur Hub Terpadu Banyumas 2025 di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kamis (8/5/2025).
Dalam kesempatan tersebut ia mengatakan para pelaku UMKM melaksanakan tugas mulia karena menjalankan misi kemanusiaan.
"Kenapa saya katakan tugas mulia.
Kita menjalankan misi kemanusiaan, mengangkat tangan orang yang tadinya posisinya tangan di bawah, meminta bantuan, menjadi tangan di atas, memberi bantuan atau membuka lapangan kerja," katanya.
Hal itu ia sampaikan kepada para mahasiswa yang mengikuti pelatihan dalam kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu Banyumas 2025 bisa menjadi wirausaha yang rendah hati karena UMKM adalah tugas mulia.
Akan tetapi untuk terjun di sektor UMKM, lanjut dia, yang pertama harus memiliki semangat keberanian.
"Kemudian ada yang kami sebut dengan LIDI.
LIDI itu adalah singkatan dari Loyalitas, Integritas, Disiplin, dan Inovatif," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com.
Menurut dia, hal itu penting karena kekalahan pengusaha Indonesia dalam bersaing di kancah internasional adalah ketika tidak disiplin.
Ia mengatakan banyak pengusaha Indonesia terutama UMKM skala kecil dan menengah yang rontok karena ketidakstabilan produk, tidak menjaga mutu, dan ketidakpastian jumlah produksi.
"Mahasiswa harus tetap setia kepada produk atau bidang usaha yang adik miliki itu dan harus punya keyakinan," terangnya.
Loyalitas kepada pelanggan juga harus dijaga dan setialah kepada kreditur.
Menurut dia, hal itu penting karena dalam UMKM ada tahapan kecil dan tahapan menengah.
Selanjutnya terkait dengan integritas atau kejujuran, mahasiswa diharapkan jujur kepada mutu produk dan jujur terhadap janji dengan konsumen.
Hal itu karena tidak mungkin janji pengiriman dalam satu minggu namun praktiknya dilaksanakan dalam satu bulan.
Unsur disiplin terhadap waktu termasuk dalam proses kerja, sehingga jangan dipotong-potong karena akan berpengaruh terhadap mutu produk.
Helvi mengatakan ketika tiga unsur di atas dilakukan, itu belum tentu juga bisa berhasil karena persaingan sangat tinggi di tingkat lokal domestik, apalagi internasional, sehingga perlu unsur inovatif.
"Nah di inovatif ini, itulah program-program yang kami berharap nanti di posisi kelas menengah itu ada dihasilkan dari perguruan tinggi tentang peningkatan iptek.
Ini hal-hal yang memang harus kita lakukan, kita pelajari," tambahnya.
Ia meyakini dengan lingkungan yang komprehensif dan bagus di Banyumas, paling tidak menjadi motivasi pendorong mahasiswa terjun menekuni kewirausahaan.
Dia meminta mahasiswa tidak pernah takut karena modal utama dari kewirausahaan adalah keberanian. (jti)