Opini

Gen Z dan Gadget: Satu Kesatuan Yang Tak Terpisahkan

Editor: M Zainal Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syifa Nur Fadila, Mahasiswa D-3 Desain Komunikasi Visual, Politeknik Harapan Bersama. (Dok)

Gen Z dan Gadget: Satu Kesatuan Yang Tak Terpisahkan

oleh : Syifa Nur Fadila
*Mahasiswa D-3 Desain Komunikasi Visual, Politeknik Harapan Bersama

TRIBUNJATENG.COM - Generasi Z atau sering disingkat Gen Z adalah kelompok generasi yang lahir tahun 1997 hingga 2012-an. Generasi ini tumbuh dan berkembang di era digital, dimana mereka termasuk manusia-manusia yang melek teknologi, karena memang hidup di zaman kecanggihan teknologi yang di-support oleh internet. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa banyak mengandalkan internet dan gadget dalam kehidupan sehari-hari paling tidak 6 jam atau lebih dalam sehari. Kehidupan Gen Z dimudahkan oleh smartphone membuat mereka gampang mengakses situs hiburan maupun pembelajaran di situs media sosial dan platform seperti Instagram, TikTok, X, dan YouTube untuk mencari konten yang menarik dan menghibur. Karena keistimewaan Gen Z adalah sifat mereka yang haus informasi dan senantiasa ingin memperbarui pengetahuan atau informasi yang dimilikinya, maka mereka cenderung lebih suka mengekspresikan diri melalui konten visual, seperti foto atau video pendek.

Para Gen Z selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan segala sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada. Itulah mengapa mereka seringkali dicap sebagai generasi pemalas karena pertumbuhan hidupnya banyak didukung oleh teknologi. Anak-anak sudah terbiasa memegang gadget sejak kecil dengan dalih agar tidak dianggap gagap teknologi. Pengenalan teknologi dan dunia maya ini sangat berpengaruh pada perkembangan kehidupan dan kepribadian para Gen Z, mereka menjadi orang individualistis, egosentris, kurang fokus, menyukai hal-hal yang instan dan kurang menghargai proses. Kemudahan yang dialami oleh Gen Z kerap diasumsikan bahwa pecandu teknologi karena aktivitas sehari-hari yang dilakukan Gen Z mayoritas tidak bisa lepas dari gadget mulai dari pagi hingga petang.

Saat ini kita tidak bisa hidup tanpa gadget dan tanpa sadar gadget menjadi pengaruh besar dalam aktivitas sehari-hari Gen Z. Kecenderungan melakukan aktivitas yang dibarengi dengan penggunaan gadget oleh Gen Z menimbulkan pro dan kontra karena saking lajunya inovasi teknologi yang dikembangkan, membuat fungsi barang elektronik lain mengalami penurunan akibat fungsi utama barang tersebut sudah tersedia dalam satu genggaman berupa gadget.

Kemudahan teknologi juga berdampak pada minimnya intensitas pertemuan fisik akibat aplikasi chatting yang membuat Gen Z kurang berkomunikasi secara langsung (verbal). Karena terbiasa chatting di media sosial maka timbul rasa kaku dan nervous ketika bertemu satu sama lain yang akhirnya mereka kembali tenggelam dalam dunia maya dan tak memperdulikan lagi sekitarnya. Mereka tak lagi saling menyapa dan lebih asyik berselancar di dunia maya. Gadget memberi kemudahan dalam berkomunikasi sehingga hal ini berpengaruh dalam kehidupan sosial mereka.

Karena Gen Z hidup di era digital, peran orang tua dalam mendampingi dan mendidik sangat penuh tantangan. Kekhawatiran orang tua adalah ketika anak mereka suka menyendiri di kamar dan memainkan gadget mereka. Karena tanpa pengawasan anak akan mudah berinteraksi dengan banyak orang di dunia maya tanpa ada batasan sedikitpun. Banyak peluang untuk anak-anak mengalami dampak buruk dari penggunaan internet seperti kecanduan bermain game online, kecanduan bermain gadget, mengakses konten berbau pornografi, dan konten yang mengandung kekerasan. Maka sebelum hal ini terjadi, orang tua harus sangat hati-hati dalam memberikan akses gadget kepada mereka. Anak-anak dibawah umur sebagian besar belum bisa membagi waktu untuk bermain gadget sehingga mereka tidak tahu kapan waktu untuk berhenti. Mereka juga tidak mengerti apa yang mereka buka melalui internet, apakah sesuai dengan kebutuhan mereka dan apakah baik untuk anak seusianya.

Tentunya peran orang tua penting untuk mengatasi permasalahan tersebut. Perlunya edukasi bagi para orang tua untuk membimbing anak-anaknya dalam menggunakan gadget dengan cara memberikan durasi waktu untuk bermain gadget misalkan hanya 1 hingga 2 jam dalam sehari.

Selain itu, gadget yang diberikan oleh orang tua sebaiknya sudah berisi aplikasi yang sesuai dengan umur anak-anak seperti youtube kids, aplikasi edukasi, dsb. Orang tua juga harus selalu mengontrol apa yang anak-anak mereka akses ketika bermain gadget sehingga anak-anak bisa memanfaatkan gadget mereka dengan baik dan memperoleh manfaat dari internet. (*)

Berita Terkini