Berita Solo

Kurator Fokus Penjualan dan Pemeliharaan Aset PT Sritex

Penulis: Agus Iswadi
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KURATOR FOKUS PENGELOLAAN ASET - Tim Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) melakukan penilaian aset PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di wilayah Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, Jumat (23/5/2025) siang.

TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Tim kurator fokus untuk penjualan dan pemeliharaan aset dari PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).

Seperti diketahui PT Sritex telah dinyatakan pailit dan tidak beroperasi lagi sejak awal Maret 2025. Pantauan di Pabrik Sritex pada Jumat (23/5/2025), terlihat tim kurator mengecek aset yang kini telah dikelolanya.

Selain itu beberapa pekerja terlihat melakukan pemeliharaan aset berupa stok bahan di pabrik tekstil tersebut yang masih tersisa.

Perwakilan Tim Kurator, Deni Ardiansyah menyampaikan, pihaknya kini masih konsen untuk maintenance terhadap aset yang dikelola baik itu mesin, bangunan, sisa stok bahan baku, begitu juga menjaga kondisi kebersihan.

"Saat ini penilaian dari KJPP (Kantor Jasa Penilaian Publik) sedang berlangsung.

Kami upayakan supaya segera selesai, mungkin yang pertama kita bereskan untuk stok bahan baku, dan juga kendaraan dan beberapa barang, benda bergerak.

Setelah itu baru tahap kedua penjualan gedung atau pabrik bangunan beserta mesinya secara paket," katanya kepada wartawan, Jumat (23/5/2025) siang.

Pihaknya menargetkan penilaian benda bergerak selesai pada Juni 2025.

Dengan begitu, harapannya penilaian itu dapat didaftarkan untuk dapat dijual pada Juli 2025. 

Dia menegaskan, penjualan aset memang sudah menjadi tugas kurator.

Apabila nantinya aset sudah terjual, terangnya, akan dilaporkan kepada hakim pengawas untuk nantinya ditetapkan pembagiannya.

"Konsen kurator saat ini, kita memang harus segera membereskan, kita jual asetnya.

Kalau sudah didapatkan harta cukup untuk dibagi baru kita bagikan kepada kreditor," terangnya. 

Saat ditanya skala prioritas pembagian hasil penjualan setelah aset terjual, jelas Dian, tentu pertama yakni preferen kemudian separatis.

"Preferen pasti. Preferen itu banyak ada karyawan, pajak pemerintah kan hadir juga di situ menagih, bea cukai itu yang pertama.

Baru kita masuk separatis, ada perbankan. Kreditur konkuren," jelasnya.

Terkait sewa aset, jelas Dian, sudah ada aset yang disewa yakni Garmen 10 yang mempekerjakan 1.300 karyawan.

Aset itu disewa PT CBS selama 6 bulan dan dapat diperpanjang.

"Kemudian nanti yang akan masuk penyewa area Sritex 1, Sritex 2 dan Primayoda.

Sritek 1 dan  2 parsial bukan keseluruhan.

Kalau Primayoda keseluruhan, itu mungkin ada PT ITM ini sudah mulai tahap finalisasi. Kurang lebih penyerapan tenaga kerja 3.000 sampai 5.000, kabarnya," ungkapnya. (Ais).

Berita Terkini