Pendidikan

Lulusan Pelayaran Niaga Hadapi Tantangan yang Semakin Kompleks di Era Perang Dagang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana wisuda Politeknik Bumi Akpelni Semarang.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Di tengah ketidakpastian global akibat perang dagang dan disrupsi teknologi, dunia pelayaran niaga menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

Capt. Cahya Fajar Budi Hartanto, Direktur Politeknik Bumi Akpelni, mengungkapkan bahwa kesiapan lulusan pelayaran dalam menghadapi perubahan ini menjadi hal krusial.

"Era ini bergerak sangat cepat. Para wisudawan tidak hanya dituntut untuk menguasai keahlian teknis, tetapi juga harus mengikuti perkembangan teknologi yang pesat, seperti teknologi blockchain," ungkap Capt. Cahya dalam wawancara seusai wisuda Politeknik Bumi Akpelni.

Menurutnya, sejak pandemi COVID-19, dunia kerja mengalami transformasi besar-besaran. Sistem-sistem di sektor kemaritiman kini terintegrasi dan bergerak secara real-time.

"Dulu kita harus telepon supir untuk tahu posisi kontainer. Sekarang semua bisa dipantau secara digital. Blockchain menjadi tulang punggung karena menawarkan transparansi dan efisiensi data antar instansi," ujarnya.

Capt. Cahya juga menyinggung dampak geopolitik global seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta konflik Rusia-Ukraina. Menurutnya, semua peristiwa itu membawa pengaruh besar terhadap perdagangan laut global.

"Laut adalah jalur utama perdagangan dunia. Ketika ada embargo atau jalur pelayaran ditutup karena konflik, biaya logistik melonjak. Di sinilah transparansi dan teknologi seperti blockchain diperlukan agar pengambilan keputusan tetap akurat dan adil," jelasnya.

Dalam menghadapi tantangan ini, Politeknik Bumi Akpelni terus berupaya memperkecil gap antara dunia pendidikan dan industri. 

Beberapa inisiatif yang dilakukan antara lain memperpanjang masa magang dari satu menjadi dua semester, menghadirkan dosen praktisi, hingga melengkapi kampus dengan simulator berteknologi tinggi.

"Kami ingin lulusan kami siap pakai, atau istilah sekarangnya 'plug and play'. Orang tua tidak perlu ragu karena banyak lulusan kami langsung diserap dunia kerja," tambah Capt. Cahya.

Di bulan Mei mereka mewisuda 147 taruna pelaut. Mereka mayoritas sudah terjun ke dunia kerja sebelum diwisuda.

Saat ini Politeknik Bumi Akpelni sedang membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk angkatan ke-61 yang akan memulai pendidikan pada tahun akademik 2025-2026, dengan kuota 450 taruna baru.

Gelombang pendaftaran ketiga dibuka hingga 20 Juni 2025.

"Kami mengundang generasi muda untuk bergabung dan menjadi bagian dari solusi masa depan industri pelayaran Indonesia dan dunia," tutupnya. (*)

Berita Terkini