TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Jeka Saragih, petarung asal Simalungun, Sumatera Utara, kembali membawa nama Indonesia ke panggung dunia dalam ajang UFC 316: Dvalishvili vs O’Malley 2 yang akan digelar di Newark, New Jersey, Amerika Serikat, pada 7 Juni 2025.
Di laga ini, Jeka akan menghadapi Joo Sang Yoo, petarung Korea Selatan dengan rekor sempurna—8 kemenangan tanpa kekalahan.
Namun, Jeka tak hanya membawa strategi dan fisik ke dalam Oktagon. Ia juga membawa motivasi kuat dari keluarganya, terutama kedua anaknya yang kini menjadi sumber semangat dan daya juang tertinggi dalam kariernya.
Laga ini akan menjadi penampilan ketiga Jeka Saragih di pentas UFC. Ia memulai debutnya dengan kemenangan spektakuler melalui KO atas Lucas Alexander, namun mengalami kekalahan dalam duel keduanya melawan Westin Wilson.
Kekalahan dari Wilson terjadi pada momen emosional dalam hidupnya. Kala itu, putri keduanya baru berusia dua pekan, dan Jeka harus segera terbang ke Amerika Serikat demi mempersiapkan pertarungan.
“Sebenarnya bukan alasan, cuma mungkin belum rezekinya saja,” ujar Jeka saat sesi temu media virtual yang digelar UFC Indonesia pada 30 Mei 2025.
Meski demikian, Jeka menegaskan bahwa kehadiran buah hatinya menjadi motivasi utama. Bahkan, ia menyematkan tato wajah anak-anaknya di dada kanan, sebagai pengingat dan sumber semangat setiap kali ia merasa lelah.
“Kadang capek latihan, tapi lihat tato anak, lihat foto anak, semangat saya langsung balik,” ungkapnya penuh emosi.
Strategi Hadapi Lawan Tak Terkalahkan: Analisis dan Counter
Menghadapi Joo Sang Yoo bukan tugas mudah. Petarung Korea Selatan itu dikenal dengan gaya stand-up fighting yang agresif dan akurat.
Namun, Jeka sudah menyiapkan game plan matang bersama tim pelatihnya. Fokus utama adalah analisis pergerakan lawan dan kemampuan melakukan counter terhadap tendangan kanan dan kiri yang jadi senjata utama Joo.
“Saya harus bisa membaca peluang dan memotong serangan-serangan lawan. Kita harus mengikuti instruksi pelatih karena mereka yang menganalisis pola lawan,” jelas Jeka.
Ia mencontohkan kemenangannya atas Ki Won Bin di semifinal Road to UFC 2022, di mana keberhasilan membaca peluang menjadi kunci kemenangan. “Setiap pertarungan bisa berubah game plan-nya. Jadi saya harus siap beradaptasi.”
Partisipasi Jeka Saragih di UFC bukan hanya soal karier pribadi. Ia membawa mimpi jutaan anak muda Indonesia yang ingin mengangkat nama bangsa lewat olahraga bela diri.
Perjuangannya dari Simalungun hingga ke Oktagon UFC adalah bukti bahwa mimpi besar bisa diwujudkan dengan kerja keras dan dedikasi tinggi.