TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang telah membuat program Gerbang Harapan. Gerbang Harapan merupakan akronim dari Gerakan Bersama Orang Tua Asuh untuk Pengembangan Hari Masa Depan. Program ini untuk menekan angka putus sekolah di ibu kota Jawa Tengah.
Hingga Januari 2025, terdapat 475 anak putus sekolah di Kota Semarang dari berbagai jenjang pendidikan dari SD hingga SMA.
Beberapa faktor penyebab putus sekolah, yakni kondisi ekonomi hingga keinginan anak yang memang tidak mau bersekolah.
Baca juga: Semua Siswa SMP Negeri di Kota Semarang Dinyatakan Lulus, Disdik Minta Sekolah Segera Serahkan SKL
Untuk memudahkan warga yang ingin menjadi orang tua asuh, Pemkot Semarang membuat pendaftaran Gerbang Harapan di laman https://semarangkota.go.id/.
Untuk mengaksesnya, warga cukup klik aplikasi layanan lalu masuk ke Gerbang Harapan.
Di dalam laman tersebut juga terdapat data jumlah siswa kurang mampu dan siswa putus sekolah lengkap dengan asal sekolah.
Berdasarkan data terdapat 10.497 murid kurang mampu belum mendapatkan orang tua asuh, 151 murid menunggu konfirmasi, sedangkan 375 murid sudah mendapatkan orang tua asuh.
Sementara itu, terdapat 350 anak putus sekolah telah mendapatkan orangtua asuh, sedangkan 70 anak belum mendapatkan.
Selain Gerbang Harapan, Pemkot Semarang juga menyediakan aplikasi Bambu Apus.
Bambu Apus adalah platform untuk melaporkan anak putus sekolah di Kota Semarang, membantu pemerintah dan lembaga pendidikan memantau dan menangani kasus putus sekolah agar setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak.
Warga bisa melaporkan keberadaan anak yang putus sekolah.
(*)