Melalui pernyataan pribadinya, Barreto menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan mengenakan kostum biru PSIS.
Dalam pernyataannya, Barreto menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada pelatih, staf, dan seluruh elemen klub yang telah menyambutnya dengan baik sejak hari pertama.
Ia merasa diterima dengan tangan terbuka dan menyebut atmosfer klub sangat mendukung bagi pemain asing sepertinya.
Namun, di balik rasa terima kasih itu, Barreto juga menyampaikan penyesalannya karena tidak sempat merasakan atmosfer bermain di depan Stadion Jatidiri yang dikenal memiliki dukungan suporter fanatik dan penuh gairah.
Ia mengaku mengetahui betapa istimewanya hubungan antara tim dan tribun Jatidiri.
“Saya tahu betapa besar pengaruh dukungan suporter PSIS di lapangan. Sayangnya, saya tidak sempat bermain di depan stadion yang penuh sesak.
Itu menjadi penyesalan terbesar saya,” kata Barreto dalam pernyataan resminya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keputusan terkait masa depannya di luar kendalinya.
Meski demikian, ia memilih untuk tetap menghormati keputusan tersebut dan melangkah ke depan secara profesional dan positif.
“Sebagai pemain, saya harus menghormati keputusan klub.
Tidak semua hal bisa kita kontrol. Tapi saya akan terus bergerak maju,” ujarnya.
Lucas Barreto juga menaruh harapan besar pada PSIS Semarang.
Menurutnya, klub ini memiliki sejarah panjang dan merupakan salah satu tim besar di Indonesia.
Ia percaya PSIS memiliki semua elemen untuk kembali bersaing di papan atas.
“PSIS adalah klub besar dan tradisional. Saya yakin mereka akan segera kembali ke tempat yang semestinya di sepak bola Indonesia,” ucap Barreto.
Ia juga tak lupa memberikan penghormatan khusus kepada para penggemar PSIS yang menurutnya luar biasa dan layak mendapatkan hasil terbaik.
Barreto menyebut bahwa para suporter dan klub layak berada di puncak klasemen karena semangat dan sejarah yang mereka miliki.