"Mereka berkumpul di Jerteh dan menyewa bus pribadi untuk kembali ke kampus setelah merayakan liburan hari raya di kampung halaman mereka."
Divisi Komunikasi Universitas menyatakan bahwa seharusnya ada 44 mahasiswa yang naik bus tersebut.
Namun dua orang di antaranya batal ikut.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyampaikan belasungkawa mendalam.
"Saya dan Azizah sangat sedih mendengar kecelakaan tragis dini hari tadi di Gerik, yang melibatkan sebuah bus dan beberapa kendaraan lain, yang menewaskan 15 mahasiswa," ujarnya.
Anwar juga menginstruksikan Kementerian Pendidikan Tinggi untuk segera mengoordinasikan bantuan kepada keluarga korban.
Menteri Pendidikan Tinggi, Zambry Abdul Kadir, menyatakan kementeriannya akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada korban dan keluarga mereka.
Duta Besar RI untuk Malaysia, Hermono, memastikan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kecelakaan ini.
"Sejauh ini tidak ada WNI (yang ikut menjadi korban)," ujar Hermono, dikutip dari Kompas.com.
KBRI di Kuala Lumpur tetap berkoordinasi dengan pihak kampus dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) untuk memantau perkembangan situasi.
Sementara itu, sosok sopir Fortuner yang terlibat kecelakaan maut hingga menewaskan Wakil Ketua DPRD Ngawi Waluyo Jati Sasono (61) akhirnya terungkap.
Sosok itu membuat polisi kemudian mengedepankan metode restorative justice untuk menyelesaikan kasus kecelakaan maut yang terjadi pada Jumat (6/62025) lalu.
Hal itu karena sopir Toyota Fortuner AE-1240-JP, Akmal Fajri Husaini (19) merupakan cucu tiri Waluyo.
Diketahui, pada Jumat sekitar pukul 3.15 WIB, Toyota Fortuner yang dikendarai Akmal menabrak bagian belakang truk AA-8469-BP di Tol Km 547.800A Banaran, Sambungmacan, Sragen.
Peristiwa ini mengakibatkan Wakil Ketua DPRD Ngawi, Waluyo dan satu penumpang lain, Salsabila (19) meninggal dunia.